Curhatan Warga Medan: JPO Minim, Mau Nyeberang Deg-degan, Mobil Kencang-kencang

7 Maret 2024 14:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Jalan Balai Kota Medan di depan Pos Blok Medan, Kamis (7/3/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Jalan Balai Kota Medan di depan Pos Blok Medan, Kamis (7/3/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Begitulah Anisa menggambarkan betapa sulitnya menyeberang di kawasan heritage Pos Blok, Kesawan, Kota Medan. Nisa adalah seorang pekerja swasta yang kerap work from anywhere di sekitaran Jalan Balai Kota Medan.
ADVERTISEMENT
Bagi Nisa, sebagai pejalan kaki, menyeberang adalah hal biasa yang dilakukan. Namun, rasanya cukup beda ketika dia harus menyeberangi jalan seluas sekitar 20 meter itu.
“Itu jalannya cukup luas ya, itu orang aksesnya cukup sulit kalau buat pejalan kaki menyeberang,” kata Nisa pada Kamis (7/3).
“Kendaraan datang dari 2 jalur jalanan diketemukan di satu jalur,” sambungnya.
Untuk menyeberang di pertigaan Pos Blok, pejalan kaki memang harus berhadapan dengan banyaknya kendaraan yang datang dari arah Jalan Raden Saleh dan Jalan Jenderal Ahmad Yani yang merupakan jalan protokol. Kendaraan dari 2 ruas jalan itu akan berkumpul di Jalan Balai Kota menjadi 1 arah.

Lampu Merah pun Tidak Ada

Suasana Jalan Balai Kota Medan di depan Pos Blok Medan, Kamis (7/3/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
Menurut Nisa, menyeberang semakin sulit lantaran tak ada lampu merah di sana. Bila ada, kata Nisa, sedikit memudahkan.
ADVERTISEMENT
“Kedua itu enggak ada lampu merah ya. Adanya cuma agak sana sebelum Lapangan Merdeka (yang berada di seberang kiri Pos Blok), jadi kalau mau menyeberang di sana, jadi dua kali nyeberang, sama saja enggak ada lampu merah,” jelasnya.
Bagi Nisa, di kawasan yang ramai diminati dan juga kawasan heritage itu, seharusnya dibangun jembatan penyeberangan orang alias JPO. Apalagi, di sana rawan aksi kriminal.
“Ya itu kan ramai ya, risiko copet yang modus minta-minta juga banyak. Nah kalau gimana-gimana kita dijahati, mau lari atau mau kejar copet juga susah, bisa-bisa ketabrak,” kata dia.
“Ya sebenernya juga ada JPO juga enggak berarti menghilangkan risiko kejahatan, tapi ya meminimalisir. Selain itu, risiko kecelakaan bisa diantisipasi,” kata dia.
ADVERTISEMENT

Pengendara Tak Taat Aturan

Ilustrasi pemotor. Dok: Istimewa
Nisa pun menceritakan satu contoh lainnya sulitnya menyeberang di Kota Medan yakni di depan kantor Bobby Nasution, Wali Kota Medan. Menurutnya, di sana sudah jelas ada lampu merah dan disediakan tombol bagi pejalan kaki. Tapi, pengendara justru tetap melajukan kendaraan dengan kencang.
“Nah di depan Balai Kota itu untuk menyeberang ke DPRD Sumut itu juga sebenernya sulit. Jelas ada lampu merah, kita teken tombol mau nyeberang, tapi kendaraan tetep kencang dan enggak berhenti,” kata dia.
“Kesadaran pengendaranya bisa dibilang kurang, jadi kalau di sana mau nyeberang syukur ada anggota satpol PP yang mau bantu seberangkan dan bantu setop kendaraan,” kata dia.
Lantas, apakah keluhan itu berarti?
ADVERTISEMENT

Kata Bobby

Wali Kota Medan Bobby Nasution saat mendampingi Menteri ATR membagikan sertifikat tanah di Kota Medan pada Senin (18/12/2023). Foto: Pemkot Medan
Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku memahami keluhan masyarakat soal ini. Kata dia, pihaknya sedang berupaya untuk menyusun rencana pembangunan penyeberangan.
“Mudah-mudahan ya, ini karena kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan (pembangunan di sekitar kawasan Lapangan Merdeka di seberang Pos Blok), kalau khusus untuk nanti di depan Pos Blok itu akan kita bangun halte,” kata Bobby kepada kumparan.
“Di tengah-tengahnya seperti halte busway akan connect-nya dengan pedestrian yang sebelahnya, di tengahnya antara Lapangan Merdeka dan Hotel Aston ya itu, atau di Pos Blok sama Bank Indonesia (BI) nanti sepanjang jalan itu,” kata dia.
Meski begitu, rencana ini masih sangat abu-abu. Titiknya pun belum ditentukan.
“Tapi titiknya belum kita tentukan di mana, tapi di pertengahan akan dibuat jadi kanan kiri bisa itu akan di-connecting dengan pedestrian di sebelahnya jadi jembatannya di situ,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Bobby, saat ini pihaknya tak bisa langsung membuat JPO. Sebab, harus ada koordinasi dengan Kemhub dan PUPR yang juga berkontribusi untuk membangun Taman Hijau Kota alias Lapangan Merdeka yang kini sedang direvitalisasi.
“Kalau kita buat sekarang, nanti tahun ini juga dibangun oleh kementerian nanti dibilang kita bangun gak pake perencanaan. Pasti ada rencana untuk bangun JPO,” ujar Bobby.