Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Orang Belanda menyebutnya sebagai Nederlandse Koloniale Rijk. Itu artinya Kerajaan Kolonial Belanda atau biasa dikenal sebagai Dutch Empire. Menurut New World Encyclopedia, istilah itu merujuk pada imperium Belanda sejak abad 17 hingga abad 20.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Belanda memang mengikuti Portugal dan Spanyol dalam membangun kerajaan kolonial di luar benua Eropa. Ini tak lepas dari kemampuan pelayaran dan perdagangan yang mereka miliki. Kapitalisme dan munculnya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602 pun menyebabkan negeri kincir angin itu melakukan perjalanan ke berbagai wilayah.
Kedatangan Belanda awalnya memang bertujuan untuk perdagangan. Meski begitu, misi tersebut dilanjutkan politik permukiman (kolonisasi). New World Encyclopedia mencatat wilayah koloni ada di benua Asia, Afrika, dan Amerika.
Pada Senin (19/12), Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menyampaikan permintaan maaf atas peran negaranya dalam perbudakan pada zaman kolonialisme dan konsekuensinya yang berlanjut hingga hari ini.
"Hari ini saya minta maaf. Selama berabad-abad negara Belanda dan perwakilannya telah membiarkan dan melakukan perbudakan dan mendapat untung darinya," tutur Rutte, dikutip dari Reuters, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
Permintaan maaf ini merupakan respons Rutte terhadap sebuah panel penasihat nasional pada 2020. Forum itu dibentuk usai pembunuhan pria kulit hitam, George Floyd, oleh kepolisian Amerika Serikat (AS).
Lantas, negara mana saja negara yang dulunya pernah jadi wilayah jajahan Belanda?
Indonesia
Belanda datang pertama kali ke Indonesia di Pelabuhan Banten pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Namun kedatangan Belanda diusir penduduk pesisir Banten karena mereka bersikap kasar dan sombong. Belanda datang lagi ke Indonesia dipimpin Jacob van Heck pada tahun 1598.
Berdasarkan catatan Perpustakaan Nasional, Belanda mengangkat Pieter Both sebagai Gubernur Jenderal VOC pertama yang memerintah tahun 1610-1619 di Ambon. Selanjutnya adalah Jan Pieterzoon Coen, yaitu Gubernur Jenderal VOC kedua, yang memindahkan pusat VOC dari Ambon ke Jayakarta pada tahun 1619.
ADVERTISEMENT
Dalam orasi Bung Karno, kedatangan Belanda itulah yang jadi acuan bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun. Namun Belanda sebetulnya baru menjajah seluruh Indonesia pada tahun 1912 atau tepat ketika menaklukkan Kesultanan Aceh.
Taiwan
Taiwan pada awalnya dinamai Formosa yang berarti “pulau yang indah” oleh orang-orang Portugis yang berlayar ke mengelilingi Asia tahun 1507. Formosa kemudian menjadi istilah yang sering dipakai oleh orang-orang Eropa untuk menyebut Taiwan kala itu.
Selama menjajah, Belanda memaksakan ajaran Kristen kepada penduduk asli Taiwan. Selain itu, Belanda juga juga melecehkan penduduk asli negeri tersebut. Kerja paksa pun dilakukan di Taiwan untuk membangun benteng dan tanaman pertanian.
Belanda mempertahankan pangkalan Fort Zeelandia di Taiwan dari tahun 1624 hingga 1662. Pulau itu sendiri merupakan sumber gula tebu dan kulit rusa. Itu juga tempat pedagang VOC Belanda bisa berdagang dengan pedagang China dari daratan.
ADVERTISEMENT
Afrika Selatan
Afrika Selatan juga pernah dijajah oleh Belanda. Wilayah itu memang sering digunakan sebagai tempat transit bagi kapal-kapal Eropa yang akan melanjutkan perjalanannya ke benua Asia.
Selain itu, Afrika Selatan juga digunakan sebagai tempat untuk memperbanyak budak. Orang kulit hitam banyak diboyong ke Eropa untuk diperjualbelikan.
Menurut catatan South African History Online, Jan van Riebeeck, merupakan pendiri koloni pertama di Cape Town (Ibu Kota) pada tahun 1652. Sejak saat itu, ada 60 ribu budak yang diimpor untuk keperluan koloni.
Suriname
Suriname merupakan bekas daerah jajahan Belanda yang merdeka pada 1975. Di masa penjajahan tahun 1900-an, Belanda memindahkan warga dari daerah jajahan di Indonesia ke Suriname untuk bercocok tanam. Tidak heran jika Jawa adalah salah satu bahasa yang digunakan di negara Amerika Selatan ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal seorang peneliti Universitas Leiden Belanda, Peter Meel, saat ini ada 15 persen atau 72 ribu penduduk Suriname adalah keturunan Jawa.
Cerita bermula pada akhir abad 19 lalu. Sekitar tahun 1890, saat Indonesia dan Suriname dijajah Belanda, pemerintah Kolonial mendatangkan buruh kontrak dari Jawa ke Suriname. Mereka didatangkan untuk menggarap perkebunan.
Saat kontrak mereka selesai, pemerintah Kolonial menawarkan 3 pilihan kepada mereka. Mereka bisa menambah kontrak baru, menjadi petani di sana, atau kembali ke negara asal. Sekitar 23,3 persen orang Jawa kala itu memilih untuk pulang.