Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Dugaan korupsi dana investasi PT ASABRI (Persero) yang diusut Kejaksaan Agung kini menjadi sorotan. Hal itu tak terlepas dari dugaan kerugian negara hingga Rp 23 triliun.
ADVERTISEMENT
Kerugian tersebut diduga disebabkan adanya kerja sama yang dilakukan pejabat di PT ASABRI dengan pihak di luar yang bukan konsultan investasi maupun Manajer Investasi. Kerja sama itu dalam rangka membeli atau menukar saham dalam portofolio PT ASABRI .
"Sehingga seolah-olah saham tersebut bernilai tinggi dan likuid, padahal transaksi-transaksi yang dilakukan hanya transaksi semu dan menguntungkan pihak HH, BTS dan LP serta merugikan investasi atau keuangan PT ASABRI," kata Kapuspenkum Kejagung Leonard Eben Ezer, beberapa waktu lalu.
"Karena PT ASABRI menjual saham-saham dalam portofolionya dengan harga di bawah harga perolehan saham-saham tersebut," sambungnya.
Sudah ada delapan orang yang dijerat sebagai tersangka dalam kasus ini. Mulai dari mantan pejabat di ASABRI hingga beberapa pihak swasta.
ADVERTISEMENT
Siapa saja mereka?
Berikut ringkasannya sebagaimana dirangkum dari situs resmi ASABRI:
Dikutip dari berbagai sumber, Adam Damiri merupakan pensiunan Jenderal bintang 2 TNI. Ia merupakan jebolan Akademi Militer 1972. Jabatan terakhirnya, adalah Asisten Operasi Kasum TNI.
Pria kelahiran November 1949 itu pernah bertugas di berbagai daerah. Seperti jadi panglima Kodam IX Udayana pada 1998-1999, Kepala Staf Divisi 1/Kostrad di Cibinong, dan Komandan Brigif Linud 3 di Makassar.
Ia diangkat menjadi Dirut PT ASABRI sejak 29 Juni 2009 berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-139/MBU/2009.
Dalam perkara ini, Adam Damiri selama kurun tahun 2012 sampai dengan 2016, diduga membuat kesepakatan dengan Benny Tjokro untuk mengatur dan mengendalikan transaksi dan investasi saham dan reksadana PT ASABRI. Pengaturan kemudian diduga dilakukan oleh Benny Tjokro dan pihak-pihak yang terafiliasi dirinya serta Lukman Purnomosidi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sonny yang merupakan lulusan Akademi Militer 1982 ini berpengalaman dalam bidang Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Dansesko TNI.
Karier Sonny bermula sebagai Danton Yonif 623/Bhakti Wira Utama. Dari situ kariernya terus menanjak. Pada 1997, ia menjabat sebagai Danyonif 406/Candra Kusuma. Dua tahun berselang, ia jadi Dandin 0724/Boyolali.
Lalu ia sempat menjadi Danrem 052/Wijayakrama pada 2007; Irops Itjenad pada 2009; Aslog KASAD pada 2011; Pangdam Siliwangi pada 2012; Koorsahli KSAD pada 2013; Asops KSAD pada 2014; dan terakhir sebagai Dansesko TNI di 2014.
Ia diangkat menjadi Dirut PT ASABRI sejak 29 Maret 2016 berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor SK-66/MBU/03/2016.
Dalam perkara ini, selama kurun tahun 2016 sampai dengan 2019, Sonny diduga membuat kesepakatan dengan Heru Hidayat untuk mengatur dan mengendalikan transaksi dan investasi saham dan reksadana PT ASABRI. Pengaturan kemudian diduga dilakukan oleh Heru Hidayat dan pihak-pihak yang terafiliasi dirinya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari annual report PT ASABRI 2010, Bachtiar lahir di Jakarta pada tanggal 24 Februari 1955.
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Sebelum berkarier di PT ASABRI, ia adalah Kepala Keuangan di PT Elektronik Data Interchange.
Ia menjadi Direktur Keuangan PT ASABRI sejak 10 Oktober 2008 berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-200/MBU/2008.
Dilihat dari laporan tahunan PT ASABRI 2014, Hari Setianto merupakan kelahiran Purbalingga, 27 Juli 1962. Ia merupakan jebolan D3 Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi; D4 Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi; dan Master In Development Finance University of Birmingham. Sebelum jabat direksi, ia juga tercatat menjabat sebagai Komite Asuransi dan Risiko Usaha PT ASABRI.
ADVERTISEMENT
Hari Setianto menjabat Direktur Investasi dan Keuangan PT ASABRI sejak 1 Juli 2014 berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor SK-141/MBU/2014 tanggal 1 Juli 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi PT ASABRI.
Dalam perkara ini, Bachtiar dan Hari yang bertanggung jawab dalam perencanaan, pengelolaan investasi dan keuangan, serta pengendalian diduga menyetujui pengaturan dan pengendalian investasi saham dan reksadana PT ASABRI oleh Benny Tjokro dan Heru Hidayat. Meski, hal itu diduga tanpa melalui analisis fundamental dan analisis teknikal yang merugikan PT ASABRI.
Ilham W Siregar, sebelum berkarier di PT ASABRI pernah menjadi Senior Partner di PT Rekainfra International.
Itu adalah perusahaan Konsultan yang berfokus pada perencanaan investasi infrastruktur fisik dan perannya sebagai Senior Partner, bertanggung jawab dalam mempresentasikan perencanaan keuangan untuk proyek jalan raya milik negara, membantu calon investor dalam penilaian, dan menganalisis calon proyek jalan raya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan terakhir Ilham yakni Magister Manajemen dari Universitas Indonesia, jurusan manajemen keuangan. Sementara untuk Sarjana, ia pun lulusan Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan manajemen.
Dikutip dari marketscreener, Lukman Purnomosidi adalah pebisnis yang pernah memimpin 8 perusahaan berbeda dan menduduki posisi Direktur.
Mulai dari PT Jaringan Selera Asia, Direktur Utama di PT Prima Jaringan, Direktur Utama di PT Senopati Aryani Prima, Direktur Utama di PT Generasi Prima Sakti, Presiden Direktur di PT Eureka Prima Jakarta Tbk dan Direktur Utama di PT Jabal Nor. Lukman Purnomosidi juga menjabat sebagai Direktur di PT Prima Mega Inti.
Ia juga sempat menjabat sebagai Ketua Asosiasi Real Estate Indonesia, Presiden Direktur di PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk dan Manajer Teknis-Realty and Properti di PT Wijaya Karya Tbk. Ia memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung dan gelar MBA dari PPM Institute of Management
ADVERTISEMENT
Benny Tjokro merupakan seorang pengusaha. Ia lahir di Surakarta, 15 Mei 1969.
Selain dikenal sebagai seorang pengusaha, Benny juga dikenal sebagai investor saham. Benny menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Trisakti pada 1995
Benny sempat masuk dalam majalah Forbes tahun 2019. Ia juga pernah masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2018. Saat itu, kekayaan Benny mencapai USD 670 juta atau sekitar Rp 9,18 triliun.
Sebelum dijerat di kasus PT ASABRI, ia juga merupakan terdakwa di kasus PT Jiwasraya. Ia telah divonis di tingkat pertama dengan hukuman seumur hidup di kasus korupsi Jiwasraya. Kini ia tengah menempuh langkah banding.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Bloomberg.com, selain menjabat di PT Trada Alam Minera, ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Inti Agri Resources Tbk, Presiden Komisaris PT Maxima Integra Investama, Direktur PT Maxima Agro Industri, dan Presiden Komisaris PT Gunung Bara Utama.
Ia juga tercatat pernah menjabat Presiden Komisaris PT Inti Kapuas Arwana Tbk. Ia juga tercatat pernah bekerja sebagai Direktur PT Plastpack Ethylindo Prima pada 2000-2005, Presiden Direktur PT Inti Indah Karya Plasindo (2004-2005), dan Direktur PT Inti Kapuas Arowana (2004-2005).
Sama seperti Benny Tjokro, ia juga merupakan terdakwa di kasus PT Jiwasraya. Ia telah divonis di tingkat pertama dengan hukuman seumur hidup di kasus korupsi Jiwasraya. Kini ia tengah menempuh langkah banding.
ADVERTISEMENT
Ketiga pihak swasta dalam kasus ini diduga mengatur transaksi saham dan reksadana dalam portofolio milik PT ASABRI. Caranya diduga dengan menggunakan saham-saham milik Lukman, Benny Tjokro, dan Heru Hidayat dengan harga yang telah dimanipulasi menjadi portofolio milik PT ASABRI. Ketiganya juga diduga mengendalikan transaksi serta investasi PT ASABRI yang didasarkan atas kesepakatan dengan direksi.