Daftar Penyakit Paling Mematikan di Indonesia, Apa Saja?

10 Agustus 2024 4:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono di Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan stroke hingga kanker menjadi penyakit dengan tingkat kematian paling tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain mematikan, Dante menyebut, penyakit ini juga memakan pembiayaan paling tinggi.
"Penyakit stroke, jantung, kanker dan penyakit ginjal. Itu yang menyebabkan keempat pembiayaan terbesar di rumah sakit di secara nasional," kata Dante di Kantor Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (9/8).
Namun Dante tak merinci jumlah kasus penyakit tersebut.
Karenanya, Kemenkes akan terus meningkatkan pelayanan kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi (KJSU) pada rumah sakit di seluruh Indonesia.
Di RSUD Boyolali sendiri, Dante mengatakan, sudah ada beberapa alat kesehatannya, mulai dari CT Scan, MRI, hingga Cath Lab. Penambahan terus akan dilakukan.
"Tapi yang belum ada nanti akan kita drop, akan kita bantu dari pusat, yaitu yang pertama nanti kita akan bantu ESWL. Ini mesin untuk penghancur batu ginjal. Jadi nanti kita akan bantu ke rumah sakit RSUD Boyolali," ungkap Dante.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang kedua, yang akan kita bantu adalah Video Urudinamic Test. Ini untuk urologi. Ini untuk melihat apakah ada gangguan di fungsi ginjal atau tidak. Kemudian nanti kita akan bantu juga laser untuk Rumah Sakit Boyolali," tambah dia.
Ilustrasi Remaja Sakit Ginjal Foto: Shutterstock
Namun, Dante berpesan agar Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali juga segera menyiapkan tenaga kesehatan yang bisa mengoperasikan alat-alat tersebut.
"Sebab kalau alatnya datang, SDM-nya tidak ada, alatnya mangkrak," tuturnya.
Di sisi lain, Dante memastikan, pihaknya hingga saat ini tengah berkoordinasi agar pembiayaan pelayanan KJSU bisa dibiayai dengan BPJS.
"Satu lagi nanti kita benahi adalah klaim KJSU dan alat-alat baru ini harus disupport BPJS, sehingga penggunaannya bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat," pungkasnya.