Dampak Gempa 6,6 M di Banten: 30 Fasum Rusak; 600 KK Mengungsi

16 Januari 2022 8:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1).  Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Banten diguncang gempa berkekuatan 6,7 magnitudo pada Jumat (14/1) sore. Kekuatan gempa kemudian dimutkhirkan oleh BMKG menjadi 6,6 magnitudo dengan kedalaman 40 kilometer.
ADVERTISEMENT
Lokasi gempa berada di 52 kilometer barat daya Sumur, Banten. Tepatnya, di laut selatan Ujung Kulon.
Meski titik gempa berada di Banten, namun guncangannya berasa hingga daerah sekitarnya seperti Jakarta dan Bandung.
Gempa ini mengakibatkan puluhan fasilitas umum rusak. Selain itu ratusan rumah warga juga rusak, menyebabkan ratusan KK mengungsi.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa terjadi karena sumber sesar naik dan megathrust Selat Sunda.
"Mekanisme sumber sesar naik (thrusting) berasosiasi dengan sumber gempa megathrust Selat Sunda," jelas Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Koordinator Bidang Mitigasi, Gempa Bumi, dan Tsunami BMKG, Daryono dalam seminar daring yang diselenggarakan UI bertajuk 'Kesiapsiagaan Mitigasi Gempa Bumi & Bencana Hidrometeorologi' pada Selasa (27/7). Foto: Media Relations UI

33 Kali Gempa Susulan

BMKG mengungkapkan, sudah ada 33 gempa susulan hingga Sabtu (15/1) pukul 12.00 WIB. Daryono menyebut kekuatan gempa susulan bervariasi antara 2,5 magnitudo hingga 5,7 magnitudo.
ADVERTISEMENT
"Hingga hari Sabtu, 15 Januari 2022 pukul 12.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 33 kali aktivitas gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar 5,7 dan magnitudo terkecil adalah 2,5," terang Daryono.
Daryono menjelaskan gempa ini berjenis dangkal bersifat destruktif akibat adanya deformasi/patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi/menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.
"Gempa Ujung Kulon ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur magnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif. Sama-sama gempa intraslab yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia," ungkap dia.
Petugas sekolah melihat kondisi ruang kelas yang rusak akibat gempa di SDN Kerta Mukti, Sumur, Pandeglang, Banten, Sabtu (15/1). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO

10 Sekolah di Pandeglang Rusak

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang mencatat ada 10 SD, SMP dan SMA mengalami kerusakan. Terbanyak di Kecamatan Sumur, terdapat 5 sekolah yang rusak.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan di lokasi SMPN 3 Sumur, terlihat tiga ruang kelas dan satu ruang guru mengalami kerusakan di bagian plafon. Rak buku di ruangan guru jatuh ke lantai.
Selain plafon yang rusak, pondasi bangunan juga mengalami retak. Sampai pukul 08.00 WIB para pelajar terlihat belum berani memasuki ruangan kelas. Kerusakan yang sama terjadi di beberapa sekolah lainnya.
Warga pesisir Pantai Sumur, Pandeglang, Banten, mengungsi ke hunian tetap korban tsunami Selat Sunda usai diguncang gempa 6,6 magnitudo, Jumat (14/1). Foto: Dok. Istimewa

700 Rumah dan 30 Fasum Rusak

Daryono mengatakan gempa 6,6 magnitudo yang berpusat di Sumur, Pandeglang, Banten, menghancurkan 700 rumah warga di sana.
Dampak gempa itu mencakup 113 kelurahan dari 17 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Gempa ini bersifat destruktif. Data BPBD Kabupaten Pandeglang menunjukkan wilayah terdampak gempa mencakup 113 Kelurahan dari 17 Kecamatan di Kab Pandeglang," ujar Daryono.
ADVERTISEMENT
"Di mana gempa ini menyebabkan lebih dari 700 rumah dan lebih dari 30 fasilitas umum (fasum) rusak," lanjut Daryono.
Kerusakan rumah warga usai gempa di Pandeglang, Banten. Foto: Dok. Istimewa

600 KK di Kabupaten Pandeglang Mengungsi

ADVERTISEMENT
Sebanyak 600 dari total 860 Kepala Keluarga (KK) di Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten mengungsi. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Tamanjaya, Ade Sutoni.
Menurutnya, 5 lokasi di kaki Gunung Honje merupakan dataran tinggi yang menjadi areal pengungsian warga Desa Tamanjaya.
"Diperkirakan jumlah yang mengungsi itu 600 KK (Kepala Keluarga), total semua itu ada 860 KK," tutur Ade.
Ade mengatakan warga Kampung Nelayan dan Kampung Peundeuy tercatat mengungsi ke Kampung Cibanua dan Kampung Cimenteng.
Sementara sebagian warga Kampung Cisaat mengungsi di Kampung Ciburuluk dan Babakan Girang. Sementara untuk semua warga Kampung Paniis yang mengungsi menetap di hunian tetap (huntap).
ADVERTISEMENT
"Saat ini masyarakat sudah kembali ke desa masing-masing," tuturnya.