Dampak Kisruh SBM ITB-Rektor, Ortu Keluhkan Kegiatan Mahasiswa Berkurang

21 Maret 2022 19:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung SBM ITB. Foto: Dok. SBM ITB
zoom-in-whitePerbesar
Gedung SBM ITB. Foto: Dok. SBM ITB
ADVERTISEMENT
Forum orang tua mahasiswa SBM ITB menghadiri rapat dengar bersama Komisi X DPR RI terkait kisruh SBM ITB dengan Rektorat ITB soal swakelola.
ADVERTISEMENT
Para orang tua (Ortu) menilai, dampak dari kisruh ini, kegiatan yang diterima mahasiswa kini kian berkurang, dikarenakan terjadi penurunan anggaran untuk kegiatan pendidikan di SBM.
“Jadi, kami tahu masalah ini bukan 1-2 minggu lalu tapi sejak akhir November 2021 bahwa ada perubahan anggaran di SBM. Ada 2 isu yang muncul pada waktu itu, pertama untuk pembelajaran 2021 anggarannya Rp 120 miliar. Untuk tahun 2022 ada rencana pengurangan anggaran hanya menjadi Rp 94,5 miliar. sehingga berkurang sekitar Rp 8 miliar. Padahal pendapatan dari mahasiswa SBM itu sekitar Rp 157 Miliar. Kami para orang tua tidak mau masuk terlalu jauh terhadap persoalan internal ITB. Bagi kami yang terpenting adalah mutu pendidikan mahasiswa kami terjamin, paling tidak sama, syukur-syukur meningkat,” kata Ali Nurdin, salah satu orang tua Mahasiswa SBM ITB Angkatan 2021, Senin (21/3).
ADVERTISEMENT
Ali juga menjelaskan, berdasarkan penjelasan pihak SBM ITB, penurunan anggaran sebesar Rp 8,1 miliar tadi akan mempengaruhi kualitas pendidikan dengan tidak terpenuhinya standar minimal.
“Beberapa kegiatan yang berkurang adalah visiting professor, inkubator bisnis dan beberapa kegiatan lainnya. memang untuk level sebesar SBM, angka Rp 8 miliar tadi tentunya akan berdampak kepada kegiatan di SBM, hal ini tidak sesuai dengan janji-janji yang kami dapatkan ketika anak-anak kami masuk ke ITB. Di mana pihak SBM menyampaikan kegiatan seperti ini dengan anggaran sekian, kualitas sekian. Ketika terjadi penurunan anggaran yang dinyatakan SBM, tentu akan mengurangi standar minimal Pendidikan,” kata dia.
Ali juga menegaskan, pihak kampus supaya dapat mengembalikan standarnya pada mutu pendidikan awal, karena jika tidak, para orang tua juga memiliki hak untuk melakukan upaya hukum agar standar pendidikan yang didapat oleh mahasiswa tetap sama sesuai dengan janji awal.
ADVERTISEMENT
Ali berharap, kisruh SBM ITB dan rektorat ini tidak berkepanjangan. Sebab dapat mengganggu kepentingan pendidikan anaknya yang kuliah di SBM.
“Jangan sampai menimbulkan masalah. Dengan demikian maka diharapkan kepentingan pendidikan anak-anak kami tidak terganggu,” kata dia.
Reporter: Ulfah Salsabila