Data WNI Eks ISIS Mulai Disetor ke Kemenkumham Agar Paspornya Diblokir

24 Februari 2020 18:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan pemerintah sedang mendata satu per satu WNI yang bergabung bersama ISIS dan kini bermukim di Timur Tengah. Termasuk mengidentifikasi anak-anak WNI eks ISIS dan yatim piatu yang akan dipulangkan.
ADVERTISEMENT
"Yang bisa diberitahukan sekarang bahwa mereka yang sudah teridentifikasi dengan nama, alamat, dan sebagainya, sekarang ada di mana, sejak kapan bergabung dengan ISIS," ungkap Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (24/2).
Tak hanya itu, Mahfud menjelaskan, pihaknya juga telah meminta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk mulai memblokir paspor-paspor WNI eks ISIS. Hal ini dilakukan agar mereka tak bisa lagi masuk ke Indonesia.
Menko Polhukam, Mahfud MD (kanan) di Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (5/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Paspor-paspor yang diblokir adalah WNI eks ISIS yang sudah dewasa. Sedangkan untuk anak-anak masih dalam proses identifikasi.
"Itu sekarang sudah mulai disetor ke Kemenkumham untuk paspornya diblokir, sehingga nanti tidak bisa masuk lagi ke Indonesia," tuturnya.
"Kalau yang anak-anak masih diidentifikasi, soal gampang itu. Kan nanti dijemput, bisa dibawa gitu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Mahfud sebelumnya menyatakan pemerintah memutuskan untuk memulangkan anak-anak WNI eks ISIS yang yatim piatu. Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang mendata jumlah anak-anak yang dipulangkan beserta teknisnya.
"Sekarang itu kita baru pada tahap inventarisasi, apa betul ada yang berusia di usia 10 tahun itu. Kalau ada itu ada di kamp yang mana atau di negara mana. Ini semua masih dalam proses identifikasi yang dilakukan oleh BNPT," tutup Mahfud.