Daun Kratom Disebut Berefek Seperti Ganja, Marthinus Akan Bahas dengan Kemenkes

8 Desember 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanam kratom di Pontianak, Kalimantan Barat. Foto: AFP/LOUIS ANDERSON
zoom-in-whitePerbesar
Penanam kratom di Pontianak, Kalimantan Barat. Foto: AFP/LOUIS ANDERSON
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daun kratom yang efeknya disebut mirip ganja sedang menjadi sorotan. Indonesia diketahui mengekspor kratom ke sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, belum ada aturan yang mengharuskan kratom masuk dalam deretan barang yang dilarang ekspor. Terkait itu, Kepala BNN Irjen Pol Marthinus Hukom mengatakan akan mempelajari daun kratom terlebih dulu.
"Saya harus pelajari dulu, ya, karena saya bukan ahli kimia, bukan ahli tentang kesehatan. Kita perlu koordinasi dengan Menteri Kesehatan dan kebijakan pemerintah apa itu yang kita ikuti," kata Marthinus di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12).
Menurutnya, jika daun kratom memang lebih banyak manfaatnya, maka akan dilakukan pertimbangan hukum dan pertimbangan etis.
"Tapi kalau lebih banyak mudaratnya atau daya rusaknya untuk apa kita lakukan?" ungkapnya.
Pelantika Irjen Marthinus Hukom sebagai Kepala BNN oleh Presiden Jokowi. Foto: Nadia Riso/kumparan
Meski demikian, Marthinus belum mau berkomentar lebih jauh soal daun kratom.
"Saya belum tahu apa. Saya kebetulan belum mengerti apa pengaruhnya terhadap ini. Nanti saya akan pelajari," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, Kemendag masih menunggu hasil pembahasan BNN dengan Kemenkes terkait kandungan dalam kratom yang efeknya disebut mirip ganja. Sehingga, Kemendag belum mengeluarkan surat persetujuan ekspor (SPE) untuk kratom karena masih belum jelas apakah daun itu mengandung psikotropika atau tidak.
Dalam catatan Kemendag berdasarkan data BPS, Indonesia mengekspor kratom sebanyak 6,91 ribu ton pada 2018 dengan nilai ekspor USD 16,23 juta.
Lalu pada 2019, nilai ekspor kratom Indonesia sempat mengalami penurunan 38,74 persen menjadi USD 9,95 juta dengan volume sebanyak 5,33 ribu ton.
Pada 2020, Indonesia mengekspor kratom sebanyak 4,25 ribu ton dengan nilai ekspor USD 13,16 juta.
Setahun kemudian, volume ekspor kratom tercatat meningkat tipis menjadi 4,37 ribu ton dengan nilai USD 15,22 juta. Dari segi volume, ekspor kratom meningkat cukup tinggi pada 2022 menjadi 8,21 ribu ton dengan nilai ekspor USD 15,51 juta.
ADVERTISEMENT
Pada 5 bulan pertama 2023, volume ekspor kratom tercatat sebesar 3,41 ribu ton dengan nilai USD 7,33 juta.
Adapun negara-negara tujuan ekspor kratom Indonesia pada 2023 meliputi Amerika Serikat, Jerman, India, Republik Czech, Jepang, Belanda, Republik Rakyat China, Korea Selatan, Taiwan dan Uni Emirat Arab.