Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Cawagub nomor urut 02 Hasan Basri bertanya ke paslon 01 Bobby Nasution -Surya soal cawe-cawe di Pilgub Sumut . Debat pamungkas di Tiara Convention Center, Rabu, (13/11) malam pun memanas.
ADVERTISEMENT
“Demokrasi di Indonesia sudah berjalan cukup lama, tapi faktanya dirasakan dalam proses demokrasi ini masih ada cawe-cawe dalam pelaksanaan demokrasi. Ini bukan katanya dan kita bisa rasakan kita tahu ada sekian aparat negara melakukan cawe-cawe terhadap demokrasi kita,” kata Hasan.
“Kita lihat mereka kalau cawe-cawe jadi aja tim sukses. Uang negara yang menggaji mereka untuk menjaga demokrasi, bukan cawe-cawe dalam demokrasi. Saya minta ke Pak Surya agar iklim demokrasi di Sumut berlangsung Luber Jurdil tanpa tekanan,” imbuh Hasan.
Surya pun menjawab. Menurutnya tak ada istilah cawe-cawe dalam demokrasi.
“Baik Pak Hasan, demokrasi itu memang merupakan suatu alat untuk mendudukkan proses demokrasi di Indonesia untuk menentukan pemimpin,” kata Surya.
“Jadi demokrasi bisa kita laksanakan arif, bijaksana, dan terbuka. Cawe-cawe ini istilah apa ini? Gak ada ini, Pak," kata dia.
ADVERTISEMENT
Surya menyinggung soal posisi Hasan Basri yang pernah menjadi staf ahli Menag.
“Bapak yang notabene adalah paham keagamaan, jangan terlalu berburuk sangka. Aparat pemerintah harus netral, kami berjalan sendiri kami punya timses, ini demokrasi.”
“Kami boleh pakai siapa aja karena ini hak siapa saja. Hal hal seperti ini bapak jangan berburuk sangka,” imbuh Bupati Asahan Nonaktif itu.
Sementara itu cawagub 01 Bobby Nasution juga menyindir balik paslon 02.
“Kami pernah ada yang datang, Kepala Kantor Agama, ada yang datang nangis-nangis, Pak. Karena diminta memenangkan salah satu paslon yang memang ditugaskan Kementerian Agama untuk jadi gubernur. Katanya, Pak,” ujar Bobby.
Hasan kemudian menyerang lagi Bobby-Hasan. Katanya, ada kepala desa di Tapanuli Selatan diintimidasi.
ADVERTISEMENT
“Kita bicara fakta video yang beredar masyarakat luas, di situ salah satu, kita sebut aja di Tapsel di mana di sana ada kepala desa yang mereka juga diintimidasi buat dukungan kepada salah satu paslon. Apakah itu sesuai penguatan iklim demokrasi?”
“Kalau Bapak mengatakan itu kepada saya tadi, itu belum terbukti belum ada videonya. Karena itu, tolong iklim demokrasi harus dimulai dari pemimpinnya. Jangan masyarakat diajari berdemokrasi, tapi kita tidak menjunjung substansi nilai demokrasi,” tutup Hasan.