kumplus- COVER- Lipsus Para Penggocek Pinjol

Debt Collector Ditekuk Nasabah Pinjol

27 Oktober 2021 13:04 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Roger bersungut-sungut. Ia frustrasi. Nasabah yang ia hadapi kali ini sukar ditaklukkan. Ia berkata, tak selamanya penagih utang atau debt collector yang menjadi tokoh antagonis.
“Kadang, justru terbalik. Kami, nih, sebagai FC (field collector) di lapangan malah dipermainkan. Lebih galak yang ditagih daripada yang nagih,” ujar Roger, Sabtu (23/10).
Kepada kumparan, Roger bicara seputar profesinya sebagai penagih utang debitur pinjaman online alias pinjol. Kebetulan, pinjol tempatnya bekerja tak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Setiap hari, Roger paling tidak mendatangi 8 rumah nasabah untuk menagih utang. Menurutnya, dari 100 nasabah yang ia tagih, paling-paling hanya 20 persen yang membayar.
Dan bekerja selama 15 tahun sebagai debt collector—istilah yang lebih dikenal masyarakat—tak menghindarkannya dari gocekan para nasabah yang mangkir membayar.
Macam-macam ulah nasabah ia temui. Ia dimaki-maki keluarga pengutang sampai dikibuli saat janjian untuk bicara soal pembayaran utang. Akal-akalan nasabah macam itu di dunia field collector disebut “bemper”.
Mural pinjaman online di Surabaya. Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
“Misal nasabah nelepon kita, janjian, ‘Iya dah, kita ketemu di sana,’ tapi nanti yang nongol bukan dia. Yang nongol itu orang suruhan dia. Kadang juga kalau udah ketemu sama orang suruhannya, mereka yang lebih galak, ngancam, ‘Udah, lu jangan datang lagi. Lu datang lagi, habis kau,’” ujar Roger menirukan.
Saat ini kebetulan Roger menangani debitur-debitur yang menunggak lebih dari setahun. Alasan mereka menunggak, menurut Roger, macam-macam. Mulai dari terhimpit situasi pandemi sampai tak punya kesadaran untuk segera bayar utang.
Paling sial, kata Roger, kalau bertemu dengan debitur yang mengutang pinjol karena niat gagal bayar atau galbay sedari awal. Parahnya, mereka yang berniat galbay ini ternyata jumlahnya cukup banyak—dan bersatu dalam beberapa grup komunitas di Facebook.
Sejumlah grup curhat terkait pinjol. Foto: Facebook
kumparan menelusuri Facebook dan menjumpai sejumlah grup yang dibuat khusus untuk menampung curhatan para pengutang pinjol. Semisal grup “Curhat gagal bayar pinjol legal & ilegal” yang memiliki 17.500 anggota, “KOMUNITAS GALBAY PINJOL [KGP]” yang punya 6.500 anggota.
Grup-grup itu kerap membagikan postingan soal tips mengutang di pinjol, trik meminjam dalam jumlah besar agar disetujui, sampai berbagi cerita soal teror penagihan.
Admin atau moderator grup pun turut “mengedukasi” dan menyediakan “solusi” bagi anggotanya untuk menghadapi kejaran penagih, salah satunya lewat jalan gagal bayar. Di bidang ini, Dewa Pinjol adalah salah satu ahlinya.
Ilustrasi kantor pinjaman online ilegal. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Kabur dari Kejaran Pinjol

Dewa Pinjol adalah seorang lelaki yang menjadi moderator di grup Facebook “KOMUNITAS GALBAY PINJOL [KGP]”. Tentu saja nama aslinya bukan Dewa Pinjol. Namun, ia menawarkan “tangan dewa” untuk menghindari tagihan pinjol.
Dewa Pinjol bukan cuma mengedukasi anggotanya, tapi juga menyediakan jasa bagi calon nasabah agar pengajuan pinjaman mereka disetujui di aplikasi pinjol. Jasa ini dikenal dengan sebutan “joki pinjol”.
Joki pinjol memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ia kerap ditawarkan di grup-grup Facebook khusus pengguna pinjol. Di dalam grup KGP yang dimoderatori Dewa Pinjol, yang muncul adalah jasa joki aplikasi ilegal.
Tarif joki pinjol bermacam-macam. Paling murah Rp 300 ribu untuk mengegolkan pinjaman di satu aplikasi ilegal. Paling mahal Rp 2,5 juta untuk mengegolkan pinjaman sebesar Rp 20 juta; atau untuk mengegolkan pinjaman di lima aplikasi pinjol sekaligus, dengan masing-masing pinjaman berjumlah Rp 1 juta.
Selain joki pinjol, ada juga jasa berjualan “amunisi”. Maksud amunisi di sini ialah data-data sebagai persyaratan untuk mengajukan pinjaman online seperti KTP, slip gaji, sampai NPWP. Tarifnya mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 200 ribu untuk paket lengkap.
Jasa pembuatan amunisi pinjol oleh salah satu anggota grup KOMUNITAS GALBAY PINJOL (KGP). Foto: Facebook
Dewa Pinjol memberi tips penting: kalau tak ingin membayar tagihan alias gagal bayar di aplikasi pinjol ilegal, jangan tanggung-tanggung. Sebab, gagal bayar di satu pinjol akan membuat nasabah sulit pinjam duit ke pinjol lain.
“Jadi, kalau sudah ada galbay (di satu aplikasi), sekalian galbay di banyak aplikasi. Pilih aplikasi yang aman, yang enggak ada debt collector-nya dan tidak terkait BI Checking,” kata Dewa Pinjol, memperlihatkan keahliannya mengakali pinjol.
Selain grup yang dimoderatori Dewa Pinjol, ada juga grup lain yang membahas soal solusi pinjol yakni “Konsultasi & Solusi Korban Pinjol” (KSKP) dengan anggota 5.600 orang.
Sang pendiri sekaligus admin, Rony Wijaya, menyebut membentuk grup KSKP untuk membantu korban pinjol, memberikan solusi, saran, atau dukungan. Namun dia sendiri tidak menganjurkan gagal bayar.
"Saya hanya menyarankan untuk menunda pembayaran sampai ada uang untuk membayar. Saya tidak menyarankan harus gagal bayar, tidak," kata pria yang berprofesi sebagai wiraswasta itu.
Rony menjamin grupnya ini tidak ada tipu menipu dan juga tidak menyediakan joki untuk pinjol ilegal. Justru dia mengajak para anggota agar ke depannya lebih berhati-hati, jangan sampai kembali terjerat pinjol yang menyengsarakan.
Dan untuk mengatasi tagihan pinjol ilegal yang bernada teror, Rony menawarkan jasa khusus yakni pengalihan desk collector (DC). Jasa ini menarget orang yang tak kuat mental menghadapi DC pinjol yang meneror atau mengintimidasi saat menagih utang via telepon.
Para Penggocek Pinjol. Foto: Tim Kreatif kumparan
Rony menjelaskan jasa tersebut cara kerjanya ialah dengan mengambil alih nomor WhatsApp debitur yang sedang diteror DC. Jadi, selama beberapa pekan, nomor WA si pengutang akan dipegang oleh Rony.
Di sinilah ia bakal berperan sebagai “tameng” yang menangkis semua telepon dan chat intimidatif dari DC. “Setelah kolektor itu berhenti menagih atau sudah tidak lagi meneror, baru saya kembalikan lagi WA-nya,” kata Rony.
Berapa tarif untuk menyewa jasanya?
Rony enggan mengungkap besaran biaya yang ia pasang, namun menyebut tarifnya sesuai kesepakatan dengan pengguna jasa.
Dan berapa lama jasa pengambilalihan nomor WhatsApp itu berlaku?
Menurut Rony, itu tergantung pada seberapa besar intimidasi pinjol dan perlawanan nasabah. Teror pinjol biasanya teratasi minimal dalam sebulan, dan paling lama 3–4 bulan.
Himpitan ekonomi memang membuat sejumlah orang sulit melunasi utang pinjol. Sebagian dari mereka bahkan menggunakan joki untuk mengajukan ke aplikasi ilegal untuk menutupi utang-utang di aplikasi legal terdaftar dan berizin OJK.
Orang-orang semacam ini menutupi utang dengan kembali berutang alias gali lubang tutup lubang. Mereka bahkan ada yang membayar joki sampai 50 persen dari total pinjaman yang berhasil dicairkan. Si pengutang memang sejak awal berniat untuk tak membayar utangnya.
Mereka berprinsip: pinjol kerap menipu, sehingga mereka layak ditipu. Di antara orang-orang itu, Sugeng salah satunya. Sales di perusahaan telekomunikasi swasta itu sengaja meminjam duit dari pinjol ke pinjol tanpa membayar sepeser pun.
Ia tak gentar dengan teror pinjol, dan malah balik menantang.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten