Demokrat soal Poster Deklarasi JK-AHY untuk 2024: Pelaku GPK-PD Menebar Fitnah

19 Maret 2021 23:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster deklarasi JK-AHY viral dan disebar lewat media sosial. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Poster deklarasi JK-AHY viral dan disebar lewat media sosial. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah poster dengan gambar Jusuf Kalla (JK) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) viral dan tersebar di media sosial. Dalam poster tersebut, dipasang foto JK dan AHY dengan tulisan 'Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden'.
ADVERTISEMENT
Dalam poster yang diduga untuk deklarasi capres dan cawapres Pilpres 2024 itu, tertulis Senin 22 Maret sebagai tanggal deklarasi. Terkait poster tersebut, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut poster tersebut dibuat oleh pelaku kudeta partai.
"Para pelaku GPK-PD ini memang kerjanya menebar fitnah dan kabar bohong," kata Herzaky dalam keterangannya, Jumat (19/3).
Menurutnya, kubu Moeldoko lah yang berambisi ingin menjadi capres 2024. Cara itu pun ditempuh secara paksa, yaitu KLB Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa waktu yang lalu.
Kuasa hukum DPP Partai Demokrat Bambang Widjojanto didampingi Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra (kanan) usai mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum di PN Jakata Pusat, Jumat (12/3). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Yang kebelet dan berambisi ingin jadi capres 2024 dengan cara menjadi ketua umum parpol secara paksa itu siapa? Jelas-jelas para mantan kader kami bekerja sama dengan oknum kekuasaannya yang melakukannya. Siapa yang berambisi, siapa yang dituduh," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan saat ini Demokrat sedang bekerja membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 dan bencana di berbagai pelosok Indonesia. Demokrat juga, kata dia, sedang bekerja bersama penggiat demokrasi dan HAM dan masyarakat untuk menjaga demokrasi di Indonesia tetap kondusif.
"Karena saat ini, demokrasi Indonesia sedang berada di titik terendahnya sejak reformasi. Apalagi dengan abuse of power yang dilakukan oleh oknum kekuasaan," ujarnya.
"Jadi, silakan yang lain menebar kabar bohong, membuat poster aneh-aneh, kami tetap fokus pada kerja-kerja nyata membantu rakyat," pungkasnya.