Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Protes terhadap perang di Gaza kini telah menjamur hingga ke berbagai kampus di Amerika Serikat. Aksi proPalestina digelar di kampus ternama seperti Columbia hingga Yale.
ADVERTISEMENT
Demo di kampus-kampus tersebut berujung penangkapan. Mereka melakukan aksi demo massal hingga membangun tenda di wilayah kampus.
Dikutip dari BBC, pada Senin (22/4) malam, polisi membubarkan aksi protes di Universitas New York dan menangkap sejumlah demonstran. Sebelumnya, di Yale, puluhan siswa juga ditangkap, sementara Columbia memutuskan untuk membatalkan kelas tatap muka.
Tidak hanya itu, protes juga terjadi di beberapa kampus lain di seluruh negeri, termasuk di Berkeley, MIT, dan universitas lainnya.
Konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Hamas telah menimbulkan perdebatan sengit di AS. Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober lalu, situasi semakin memanas.
Israel merespons dengan perang yang intensif untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera yang ditahan. Akibatnya, ribuan warga Palestina di Gaza, termasuk banyak anak-anak dan perempuan, menjadi korban.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pelajar dari kedua belah pihak menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan insiden antisemitisme dan Islamofobia di kampus-kampus tersebut.
Presiden AS, Joe Biden, mengecam protes yang mengandung unsur antisemitisme serta menyatakan dukungannya terhadap warga Palestina.
Aksi protes kampus ini mendapat perhatian luas, terutama setelah polisi di Kota New York menangkap puluhan demonstran di kampus Columbia.
Universitas-universitas pun merespons. Columbia memutuskan untuk melaksanakan kelas secara virtual dan menyatakan keprihatinannya atas perilaku intimidatif di kampus.
"Kami melihat tanda-tanda menunjukkan bahwa Israel harus dihancurkan," komentar seorang Anggota DPR AS, Kathy Manning, saat berkunjung ke Columbia.
Namun, tidak semua pihak setuju dengan protes tersebut. Beberapa anggota parlemen federal mendesak pengunduran diri para pejabat universitas, seperti yang terjadi di Columbia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, protes ini juga mempengaruhi donasi dari tokoh terkemuka. Pemilik tim NFL New England Patriots dan alumni Columbia, Robert Kraft, menyatakan penundaan sumbangan hingga situasi di kampus membaik.
Meskipun demikian, ada juga yang menyalahkan kebijakan penanganan protes oleh universitas dan keputusan melibatkan polisi.
“Tidak jelas bagi kami bagaimana perkemahan dan protes bisa menimbulkan bahaya, bahkan jika hal itu dilakukan tanpa izin,” kata perwakilan Knight First Amendment Institute milik Columbia.
Demonstrasi yang lebih luas juga terjadi di AS terkait peristiwa di Gaza.
Pengunjuk rasa pro-Palestina baru-baru ini memblokir jalan-jalan utama di seluruh negeri, membatasi akses ke bandara termasuk O'Hare International di Chicago dan Seattle-Tacoma International, serta Jembatan Golden Gate di San Francisco dan Jembatan Brooklyn di New York.
ADVERTISEMENT