Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kabar Musyawarah Nasional Luar Biasa atau Munaslub Golkar untuk menyingkirkan Airlangga memang sempat berembus awal Agustus, namun isu itu sesungguhnya dapat diredam usai Airlangga menemui Ketua Dewan Penasihat Golkar Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis, 8 Agustus.
Usai rapat soal food estate bersama Airlangga di kantor Kemenko Marves hari itu, Luhut membuat video berisi pesan kepada kader Golkar agar solid dan menolak Munaslub. Ia mengimbau agar mereka taat aturan partai dengan menunggu jadwal Munas yang semestinya, yakni Desember 2024.
“Jangan pernah Golkar itu diatur-atur oleh orang luar. Biarlah Golkar itu menentukan jalannya sendiri,” tegas Luhut dalam video tersebut.
Luhut juga memuji Airlangga yang berhasil menaikkan 15% perolehan suara Golkar pada Pileg 2024 dan menambah jumlah kursi di parlemen untuk partai beringin.
Esoknya, Jumat, 9 Agustus, Airlangga berkegiatan seperti biasa. Pagi hari, ia turut mendampingi Jokowi menghadiri Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2 di JCC, Senayan.
Setelahnya, Airlangga menuju kantornya di Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat. Di sini, menurut sejumlah sumber, Airlangga memanggil beberapa kader Golkar, salah satunya Jusuf Hamka yang batal maju di Pilgub Jakarta dan ketika itu hendak menjajaki posisi sebagai salah satu cawagub Dedi Mulyadi di Jawa Barat.
Dalam pertemuan itu, Babah Alun, sapaan Jusuf Hamka, diminta Airlangga bergerak menyapa warga Jabar di akhir pekan.
“Ketemu [Airlangga saat] Jumatan dan makan siang. Saya disuruh berangkat ke Jabar, makanya Sabtu saya berangkat ke Bandung,” kata Babah Alun kepada kumparan, Senin (12/8).
Airlangga Temui Jokowi di Istana
Jumat siang itu, berdasarkan amatan kumparan di kantor Kemenko Perekonomian, beberapa kader Golkar tampak semringah sebelum bertemu Airlangga. Namun suasana berubah setelahnya.
Jelang pukul 14.00, Airlangga keluar. Ia dicegat wartawan, namun berkata harus buru-buru ke Istana karena dipanggil Presiden. Lima menit kemudian, Airlangga tiba di Istana dengan membawa map. Kedatangannya itu selang sejenak setelah koleganya, Menteri Investasi yang juga kader Golkar, Bahlil Lahadalia, terlihat menemui Presiden.
Selepas jumatan, saat Airlangga masih di Kemenko Perekonomian, Bahlil duduk berdua dengan Jokowi di bale-bale di sudut halaman Istana. Mereka berbincang empat mata. Setelah itulah Jokowi langsung memanggil Airlangga.
Sumber kumparan yang mengetahui pertemuan itu mengatakan, Airlangga dan Jokowi bicara macam-macam. Airlangga misalnya memberi laporan soal pilkada dan politik. Jokowi, menurut sumber tersebut, kemudian menyinggung informasi yang ia dengar dari pihak Prabowo bahwa Golkar tak sejalan terkait pilkada.
Masih menurut sumber yang sama, ada lima pilkada yang dalam percakapan itu disebut menjadi perhatian Prabowo. Pada kelima pilkada itu, Golkar tak seiring dengan Gerindra. Pilkada-pilkada itu antara lain di Provinsi Banten, Sulawesi Utara, dan Lampung.
Di Lampung, Golkar berencana mengusung petahana Arinal Djunaidi, sedangkan Gerindra mengajukan nama Rahmat Mirzani, Ketua DPD Gerindra Lampung dan anggota DPRD Provinsi Lampung yang pada akun medsosnya melabeli diri sebagai “Gubernur Pilihan Prabowo dan Masyarakat Lampung.”
Adapun di Sulut, Golkar ingin mencalonkan Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut, sementara Gerindra hendak mengusung Ketua DPD Gerindra Sulut yang juga mantan anggota Tim Mawar Kopassus, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus.
Di Banten, tentu saja Golkar sebelum ini keukeuh mengusung Airin Rachmi Diany untuk berhadapan dengan calon Gerindra, Andra Soni.
Sikap Airlangga selaku Ketua Umum Golkar yang tak mau mengalah dari Gerindra di sejumlah wilayah itu rupanya dianggap tak kompak dan membahayakan keutuhan koalisi. Alhasil, dalam pertemuan Jumat siang itu, menurut sumber, Airlangga diminta mundur.
Meski demikian, Istana membantah ada campur tangan Jokowi di balik mundurnya Airlangga. Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, “[Mundurnya Airlangga] itu hak pribadi beliau dan sepenuhnya menjadi urusan internal Partai Golkar. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan Presiden.”
Sekitar pukul 16.00 WIB, Airlangga keluar dari Kantor Presiden. Kepada wartawan, ia menyebut pertemuannya dengan Jokowi sebatas membahas perekonomian. Ketika itu, ia juga sempat menjawab pertanyaan terkait Munas Golkar yang menurutnya akan tetap digelar Desember 2024.
Sepulang dari Istana, menurut sumber kumparan, Airlangga singgah ke kantor Luhut di Kemenko Marinves. Malamnya, Airlangga bertemu elite Golkar di restoran kawasan Menteng.
Pertemuan itu dihadiri Wakil Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo, Anggota Dewan Penasihat Golkar Jusuf Hamka, hingga Bendahara Umum Golkar Dito Ganinduto. Mereka berdiskusi santai terkait internal partai hingga pilkada. Airlangga masih memberikan instruksi kepada elite partainya seperti biasa.
Petang hari sekitar waktu yang sama, Bahlil—yang masih mengenakan kemeja putih dan peci cokelat seperti saat menemui Jokowi—bertandang ke rumah pribadi tokoh senior Golkar Jusuf Kalla di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Bahlil disinyalir meminta restu untuk menggantikan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar. Bahlil disebut direstui Jokowi menggeser posisi Airlangga melalui Munaslub Golkar. Menurut Bahlil, pertemuannya dengan Jokowi untuk meminta arahan, sedangkan dengan JK sekadar silaturahmi. Ia membantah bermanuver.
Airlangga Diduga Dapat Surat Panggilan Kejagung
Sumber lain menyebut, Jumat malam itu (9/8), Airlangga juga menemui Kapolri selain bertemu sejumlah elite partainya.
Esok paginya, Sabtu (10/2), Airlangga diduga mendapat surat panggilan pemeriksaan dari Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya tahun 2021–2022. Panggilan itu untuk pemeriksaan kedua pada Selasa (13/8).
Kasus CPO telah menjerat 5 orang sebagai terpidana dengan hukuman 5–8 tahun penjara. Mereka adalah mantan anggota Tim Asistensi Menko Perekonomian Weibinanto Halimdjati alias Lin Che Wei; eks Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indra Sari Wisnu Wardhana; GM General Affair PT Musim Mas Pierre Togar Sitanggang; Komisaris Wilmar Master Parulian Tumanggor; dan Senior Manager Corporate Affair PT Victorindo Alam Lestari Stanley M.A.
Pada pemeriksaan pertama tahun lalu, 24 Juli 2023, Airlangga diperiksa 13 jam dan dicecar 46 pertanyaan. Saat menerima panggilan kedua inilah, Airlangga disinyalir membulatkan tekad untuk mundur sebagai Ketua Umum Golkar.
Saat dikonfirmasi terkait panggilan itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar mengaku belum mendapat informasi.
“[Yang pasti] penanganan perkara yang kami lakukan tidak didasarkan pada politisasi hukum, tetapi didasarkan pada bukti dan fakta hukum,” ucap Harli.
Di sisi lain, sumber kumparan menyebut bahwa Airlangga akan menghadapi konsekuensi hukum menjadi tersangka dan ditahan apabila tak mau mundur dari posisi Ketua Umum Golkar.
Sabtu malam, Airlangga pun menyerah. Ia meneken surat pengunduran dirinya dari posisi Ketua Umum Golkar. Pernyataan resminya ia bacakan keesokannya, Minggu (11/8).
Airlangga mengatakan mundur demi “menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan.”
Saat menyambangi Airlangga di rumah dinasnya, Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut bahwa mantan ketua umumnya itu mundur terkait perkara pilkada.
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menampik mundurnya Airlangga terkait kasus hukum. Menurutnya, “Pak Airlangga mundur tanpa tekanan.”
Airlangga Digoyang Sejak Lama
Airlangga sudah sejak lama digoyang sebagai pemimpin partai beringin. kumparan dua kali membuat laporan khusus tentang upaya pedongkelan Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar.
Pertama, pada 13 Juni 2022, kumparan mengangkat tema “Goyah di Puncak Partai Beringin”. Laporan ini memotret bagaimana kegelisahan beberapa senior dan kader muda Golkar mengenai nasib partai beringin jelang Pilpres 2024 di tangan Airlangga.
Kala itu, Airlangga digoyang karena dianggap kurang bergerak jelang Pilpres 2024. Beberapa senior Golkar dan kader yang tergabung dalam Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) mendorong isu Munaslub. Mereka meragukan kemampuan Airlangga dalam menjalankan amanat atau keputusan Rapimnas Maret 2021.
Salah satu keputusan Rapimnas itu adalah menetapkan Airlangga Hartarto sebagai capres 2024-2029. Tapi hingga Juni 2022, elektabilitas Airlangga dianggap tak cukup mendongkrak Golkar. Dalam berbagai survei, elektabilitasnya hanya bertengger di angka 5%.
Perpecahan loyalis Airlangga ketika itu juga turut mewarnai menguatnya isu Munaslub. Tapi goyangan pertama ini tak berhasil, Airlangga masih kokoh di kursi Ketua Umum.
Setahun kemudian, Juli 2023, isu Munaslub dan manuver merebut kursi Airlangga muncul lagi. kumparan melaporkannya dalam tajuk “Luhut dan Bahlil Mengincar Golkar”. Isu ini muncul saat jelang beberapa bulan Pilpres 2024.
Isu mengincar Golkar menguat karena Airlangga disebut tak kunjung menentukan sikap dalam koalisi Pilpres 2024. Ia dianggap lambat bersikap jelang Pilpres dan memperjuangkan amanah Rapimnas.
Isu penggulingan Airlangga kala itu dikaitkan dengan Istana yang menekan agar Golkar mendukung pencapresan Prabowo-Gibran atau Prabowo-Erick Thohir. Itu juga yang menyebabkan munculnya dua nama: Luhut dan Bahlil Lahadalia, nama yang disebut jadi utusan Istana menduduki kursi tertinggi Golkar.
Kala itu, sudah disiapkan skenario penggulingan. Salah satunya dengan menersangkakan Airlangga dalam kasus korupsi persetujuan ekspor crude palm oil (CPO) alias minyak goreng di Kemendag. Airlangga saat itu dipanggil dan diperiksa penyidik Kejagung dalam kapasitasnya sebagai saksi.
Pada akhirnya, Airlangga berhasil bertahan dan berkompromi. Golkar menyatakan siap mendukung Prabowo Subianto dan menjadi partai yang pertama mendeklarasikan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon presiden pendamping Prabowo.
Airlangga kemudian turut memenangkan Prabowo-Gibran dan membuat Golkar jadi peraih kursi tertinggi kedua di DPR-RI pada Pemilu 2024, yakni 102 kursi. Bertambah 17 kursi dari sebelumnya Pemilu 2019 hanya 85 kursi.
Apa boleh buat, meski lolos dari dua goyangan sebelumnya, kali ini akhirnya Airlangga terjungkal. Ia takluk.
Manuver Bahlil Rebut Kursi Airlangga
Dari rentetan upaya penggulingan Airlangga dari kursi tertinggi Golkar tersebut, selalu ada nama yang muncul yang disebut siap mengganti posisi pucuk partai beringin. Ia adalah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia.
Pada laporan kumparan Juli 2023, Bahlil bahkan dengan tegas menyatakan kesiapannya memimpin Golkar. Kepercayaan diri Bahlil ini makin menguat karena diduga mendapatkan persetujuan dari Presiden Jokowi.
"Secara AD/ART saya sangat memenuhi syarat [sebagai Ketua Umum Golkar]. Saya ikut diklat dan segala macam," kata Bahlil, Sabtu (22/7/2023).
Bahlil berniat comeback ke struktur Golkar dan langsung menyasar posisi puncak. Ia merasa terpanggil melihat situasi sulit partainya. "Sebagai kader Golkar, ketika melihat partai dalam kondisi membutuhkan uluran tangan, saya merasa bertanggung jawab," katanya.
Bahlil pernah menjabat sebagai Bendahara Umum DPD Golkar Papua. Tapi sejak 2013 tak berada di struktur beringin karena terpilih menjadi Ketua Umum HIPΜΙ.
Pada momen gonjang-ganjing Golkar kali ini, nama Bahlil kembali muncul. Ia bergerilya dan disebut salah satu kader yang digadang jadi pengganti Airlangga. Bahlil pun bertemu Jokowi dan JK sehari sebelum Airlangga mundur.
Pun begitu, Bahlil mengaku tak tahu-menahu mengenai pengunduran diri Airlangga.
“Saya enggak tahu. Saya kader Golkar tapi bukan pengurus DPP, jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di sana,” kata Bahlil di IKN, Senin (12/8).