news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Di Tengah Wabah Corona, Hantavirus dari Tikus Tewaskan Pria di China

25 Maret 2020 8:24 WIB
comment
35
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis China yang merawat pasien virus corona atau COVID-19 mulai meninggalkan Wuhan, Hubei, China.  Foto: Getty Images/STR
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis China yang merawat pasien virus corona atau COVID-19 mulai meninggalkan Wuhan, Hubei, China. Foto: Getty Images/STR
ADVERTISEMENT
Seorang pria di China tewas akibat penyakit langka yang berasal dari tikus, hantavirus. Peristiwa ini terjadi di tengah upaya keras pemerintah China mengakhiri wabah virus corona yang menewaskan ribuan orang.
ADVERTISEMENT
Diberitakan New York Post, peristiwa ini dilaporkan oleh media China Global Times pada Senin lalu (23/4). Korban adalah seorang pria asal Yunnan yang meninggal dunia di dalam bus menuju kerjanya di provinsi Shandong.
"Dia positif hantavirus. Semua 32 orang di dalam bus itu dites," ujar laporan Global Times di akun Twitter mereka.
Media China tidak menyebutkan lebih lanjut penyebab pria tersebut mengidap hantavirus. Namun ini bukanlah virus baru layaknya virus corona yang menyebabkan COVID-19.
Aktivitas pasien dengan gelaja virus corona atau COVID-19 yang beristirahat di rumah sakit darurat stadion olahraga Wuhan, Hubei, China. Foto: AFP/STR
Dr. Sumaiya Shaikh, peneliti dari Swedia menulis di Twitternya bahwa hantavirus pertama kali muncul pada 1950-an pada Perang Amerika-Korea. Penyakit ini menular jika manusia memakan cairan tubuh tikus yang terinfeksi.
"Penularan manusia-ke-manusia sangat jarang. Tolong jangan panik, kecuali kau berencana memakan tikus," kata Shaikh di Twitter.
ADVERTISEMENT
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hantavirus adalah virus langka, tapi angka kematiannya mencapai 38 persen. Penyakit ini, menurut CDC, terjadi akibat urine, kotoran, atau air liur tikus berpenyakit masuk ke tubuh manusia. Bisa melalui konsumsi atau gigitan tikus.
Ilustrasi tikus. Foto: Pixabay
Masa inkubasi virus bisa sampai delapan minggu sebelum penderita menunjukkan gejala yang mirip dengan virus corona, seperti demam, sakit kepala, batuk, atau sesak napas.
Hantavirus tercatat di AS pada 1995, tapi tidak pernah diketahui adanya penularan antarmanusia. Salah satu kasus langka penularan hantavirus antarmanusia terjadi di Chile dan Argentina.
CDC menegaskan tidak ada obat atau vaksin hantavirus. Penderita akan dirawat sesuai gejalanya, termasuk penggunaan alat bantu napas jika sesak semakin parah.
ADVERTISEMENT
"Karena itu, jika kalian berada di sekitar tikus dan punya gejala demam, nyeri otot, dan sesak napas parah, segera periksa ke dokter," ujar CDC.