Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Acara ini disiarkan langsung dalam akun Youtube TablighMu TV. Namun dalam kesempatan ini, Din menegaskan segala pernyataannya terkait pelaporan GAR ITB dalam acara ini off the record dan meminta media tidak mengutipnya.
Pada bagian awal, Din menjelaskan latar belakang pelaporan GAR ITB terhadap dirinya bermula dari pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) ITB . Namun keterpilihan Din sebagai salah satu anggota MWA disebut tak disukai sejumlah kalangan di ITB, termasuk segelintir alumni.
Din juga menceritakan upaya kelompok ini mencoba melaporkannya ke KASN karena tak suka dengan pernyataannya atas hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pilpres 2019. Padahal menurut Din, pernyataannya itu mencoba mendamaikan masyarakat atas hasil Pilpres 2019.
Namun Din merasa ada hikmah yang bisa diambil dari pelaporan terhadapnya ini. Ia merasa terharu berbagai pihak dari tokoh masyarakat, politikus, parpol, hingga organisasi kemasyarakatan membela dan mendukungnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan Din menyebut dukungan juga datang dari para tokoh dan organisasi keagamaan lain, mulai dari Konghucu, Nasrani, dll.
Din juga setuju dengan dukungan dan pendapat Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menyebut ASN dari akademisi kampus memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat apalagi bisa dipertanggungjawabkan. Diketahui, Din saat ini tercatat sebagai ASN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai dosen dan guru besar FISIP.
Din menegaskan dirinya selain sebagai ASN adalah tokoh masyarakat. Jika disuruh memilih, ia akan menjadi tokoh masyarakat demi menegakkan kebaikan dan menghalau keburukan.
Oleh karena itu, Din menyayangkan sikap GAR ITB yang menudingnya radikal apalagi jika hal ini dikaitkan dengan kepentingan politik.
Padahal ia juga kerap menyampaikan masalah kerukunan antarumat beragama di Indonesia kepada Presiden Jokowi, termasuk peran Muslim dalam membangun kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini