Din Syamsuddin Bicara Pelaporan GAR ITB di Apel KOKAM Jateng

16 Februari 2021 10:35 WIB
Din Syamsuddin. Foto: K Wahyu Nugroho/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Din Syamsuddin. Foto: K Wahyu Nugroho/kumparan
ADVERTISEMENT
Din Syamsuddin buka suara terkait pelaporan GAR ITB terhadap dirinya atas tuduhan radikalisme. Din menyampaikan pendapatnya dalam acara Apel Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Jateng, Senin (15/2) malam.
ADVERTISEMENT
Acara ini disiarkan langsung dalam akun Youtube TablighMu TV. Namun dalam kesempatan ini, Din menegaskan segala pernyataannya terkait pelaporan GAR ITB dalam acara ini off the record dan meminta media tidak mengutipnya.
Din Syamsuddin Foto: Helmi Afandi/kumparan
Pada bagian awal, Din menjelaskan latar belakang pelaporan GAR ITB terhadap dirinya bermula dari pemilihan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) ITB. Namun keterpilihan Din sebagai salah satu anggota MWA disebut tak disukai sejumlah kalangan di ITB, termasuk segelintir alumni.
Din juga menceritakan upaya kelompok ini mencoba melaporkannya ke KASN karena tak suka dengan pernyataannya atas hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal Pilpres 2019. Padahal menurut Din, pernyataannya itu mencoba mendamaikan masyarakat atas hasil Pilpres 2019.
Namun Din merasa ada hikmah yang bisa diambil dari pelaporan terhadapnya ini. Ia merasa terharu berbagai pihak dari tokoh masyarakat, politikus, parpol, hingga organisasi kemasyarakatan membela dan mendukungnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan Din menyebut dukungan juga datang dari para tokoh dan organisasi keagamaan lain, mulai dari Konghucu, Nasrani, dll.
Din juga setuju dengan dukungan dan pendapat Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) yang menyebut ASN dari akademisi kampus memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat apalagi bisa dipertanggungjawabkan. Diketahui, Din saat ini tercatat sebagai ASN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai dosen dan guru besar FISIP.
Ilustrasi Institut Teknologi Bandung. Foto: Dok. ITB
Din menegaskan dirinya selain sebagai ASN adalah tokoh masyarakat. Jika disuruh memilih, ia akan menjadi tokoh masyarakat demi menegakkan kebaikan dan menghalau keburukan.
Oleh karena itu, Din menyayangkan sikap GAR ITB yang menudingnya radikal apalagi jika hal ini dikaitkan dengan kepentingan politik.
Padahal ia juga kerap menyampaikan masalah kerukunan antarumat beragama di Indonesia kepada Presiden Jokowi, termasuk peran Muslim dalam membangun kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT