Dishub Minta Wisatawan di Yogya Tak Berkeliling dengan Mobil: Jalan Kaki Saja

22 Desember 2022 20:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, di Pemkot Yogyakarta, Kamis (22/12). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, di Pemkot Yogyakarta, Kamis (22/12). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 1 juta mobil diprediksi masuk ke Kota Yogyakarta saat libur tahun baru. Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, mengatakan usai 25 Desember kendaraan pribadi akan mendominasi dibanding bus pariwisata.
ADVERTISEMENT
Wisatawan pun diimbau untuk memarkirkan mobilnya di hotel saja. Lalu, berwisata dengan jalan kaki.
"Oleh karena itu di hotel mereka (wisatawan) nginep, ya, parkirnya di hotel. Dari hotel mau ke Malioboro enggak usah bawa mobilnya lah. Bisa jalan," kata Agus Arif ditemui di Pemkot Yogyakarta, Kamis (22/12).
Dia mencontohkan ketika wisatawan menginap di hotel yang berada di Dagen atau Sosrowijayan, mereka cukup jalan kaki saja menuju Malioboro yang jaraknya relatif dekat. Tak perlu bawa mobil untuk keliling Yogyakarta.
"Jalan-jalan ya tinggal jalan tidak perlu bawa mobil keliling Yogyakarta," katanya.
Pada tanggal 31 Desember mulai pukul 14.00 WIB beberapa tempat khusus parkir seperti Abu Bakar Ali, Ngabean, hingga Senopati akan difokuskan untuk parkir kendaraan pribadi, bukan bus.
ADVERTISEMENT
"Yang mengalami penambahan (volume kendaraan) di area Gumaton (Tugu, Malioboro, Kraton) itu paling besar dan (jalan) penyangga Gumaton. Lainnya relatif lancar karena aktivitasnya (wisatawan) banyak tinggal di hotel-hotel Malioboro," katanya.
Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta Windharto Koeswandono mengatakan bahwa saat tahun baru Jalan Malioboro akan dibuka. Buka tutup jalan akan diberlakukan berdasarkan situasi dan kondisi.
"Ada buka tutup karena kapasitas Malioboro terbatas. Begitu Malioboro penuh kita tutup. Kalau Malioboro lengang kita buka. Kenapa kita buka terus supaya tidak ada penumpukkan di Titik Nol Kilometer," katanya.
Ilustrasi Jalanan Malioboro, Yogyakarta. Foto: Shutter Stock