Disnakertrans Catat 96 Ribu Warga Kota Bandung Menganggur

8 November 2019 0:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pencari kerja. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pencari kerja. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
Disnakertrans Kota Bandung mencatat jumlah pengangguran di wilayahnya mencapai 96.465 orang atau sekitar 8,01 persen dari jumlah penduduk. Lulusan SMK, D3 dan S1 menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar.
ADVERTISEMENT
Kepala Disnakertrans Kota Bandung Arief Saefudin menuturkan, banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran dikarenakan adanya ketidakcocokan dengan gaji yang ditawarkan oleh penyedia lapangan pekerjaan.
"Ada ketidakcocokan (gaji)" kata Arief kepada wartawan, Kamis (7/11).
Data Disnakertrans Kota Bandung lulusan SMK yang menganggur berjumlah 24. 220 orang, sedangkan jenjang S1 dan D3 berjumlah lebih dari 24 ribu orang. Kemudian, disusul lulusan SMA sebanyak 20.898, SMP sebanyak 13.093, dan yang tidak tamat SD berjumlah 13.924.
Arief mengatakan telah tiga kali bursa kerja dengan ketersediaan lowongan mencapai 12 ribu. Akan tetapi hanya sedikit pencari kerja asal Bandung yang mendaftar. Padahal, menurut dia, bursa kerja dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka pengangguran.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Arief mengklaim terjadi penurunan angka pengangguran di Bandung dari 8,44 persen menjadi 8,01 persen. Namun, dia tak menampik jumlah pengangguran bisa bertambah.
"Bisa saja bertambah, bukan hanya dari lulusan sekolah saja, tetapi tingkat urbanisasi juga, terlebih dengan kondisi bonus demografi. Istilahnya, saat ini kita over atau kelebihan tenaga kerja namun tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan," ucap dia.
Sementara, Kabid Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kota Bandung Marsana mengatakan, maraknya pengangguran dari lulusan SMK dikarenakan belum siap dengan dunia kerja. Sehingga, diperlukan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dalam bekerja.
Untuk mengatasi hal tersebut, sambung Marsana, pihaknya sudah membentuk Bursa Kerja Khusus (BKK) serta aplikasi Bima yang memudahkan para pencari kerja untuk mengikuti pelatihan dan meningkatkan kapasitas mereka. Saat ini, ada 70 BKK yang dibentuk.
ADVERTISEMENT
"Upaya kita di SMK dan Perguruan Tinggi dibentuk bursa kerja khusus (BKK). Para alumni bekerjasama dengan perusahaan penyedia pekerjaan. Sudah ada 70 BKK, 60 di SMK dan 10 di perguruan tinggi," terang dia.