Dito Bakal Ubah Konsep PON: Mulai Tuan Rumah hingga Cabor

20 September 2024 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menpora Dito Ariotedjo di Santika Dyandra Hotel, Kota Medan, Sumut, pada Jumat (20/9/2024).  Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menpora Dito Ariotedjo di Santika Dyandra Hotel, Kota Medan, Sumut, pada Jumat (20/9/2024). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengaku banyak hal yang menjadi bahan evaluasi dalam penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut 2024.
ADVERTISEMENT
Kata Dito, hal ini juga berkaca dari penyelenggaraan PON Jabar hingga Riau.
Untuk itu, Dito bilang, konsep penyelenggaraan PON XXI akan diubah. Mulai dari penentuan tuan rumah PON hingga jumlah cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan.
“Pertama justru yang akan saya jelaskan selama ini penentuan tuan rumah PON justru bagaimana daerah ini memiliki keinginan untuk menyediakan anggaran dan juga persiapan di lokalnya,” kata Dito di Santika Dyandra Hotel, Kota Medan, pada Jumat (20/9).
“Justru saya tadi bicara di hadapan Ketua KONI pusat NTT dan NTB kalau nggak bisa pastikan komitmen APBD, persiapan, saya menawarkan apa tidak dari awal saja pemerintah pusat menarik persiapannya,” sambungnya.
Kata Dito, hal ini untuk memastikan PON berjalan dengan lancar. NTT dan NTB diketahui akan menjadi tuan rumah PON XXII.
ADVERTISEMENT
“Justru sebelum kami keluarkan Keputusan Menteri untuk tuan rumah NTT-NTB. Ini saya sampaikan kami tambahkan proses mitigasi dan analisis yang lebih komprehensif,” sambungnya.
Sementara, kata Dito, cabor juga akan lebih selektif dan prioritas. Pertama, untuk memaksimalkan potensi daerah. Jadi, pembangunan venue tak hanya untuk PON saja. Tapi, bisa digunakan ke depannya.
“Kita ketatkan terkait dengan cabor olahraga. Di mana kita akan putuskan cabang prioritas olahraga yang akan dilakukan di tuan rumah,” kata dia.
“Ini juga berdampak kepada keberlanjutan pembangunan venue yang seyogyanya akan digunakan di PON. Tapi saya minta ke depan adanya analisa yang ketat pasca-PON itu selesai. Jangan sampai bangun venue cabor yang dedicated di suatu daerah saat PON digunakan, setelah PON tak ada potensi untuk keberlanjutan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT