Djarot: Jakarta Itu Plural, Jangan Terpecah Belah karena SARA

18 Maret 2017 16:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Djarot berfoto dengan warga Blitar. (Foto: David Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot berfoto dengan warga Blitar. (Foto: David Pratama/kumparan)
Penyelenggaraan Pilgub DKI Jakarta tahun ini tak lepas dari berbagai isu SARA. Calon Wakil Gubernur petahana Djarot Saiful Hidayat mengimbau warga untuk menjunjung tinggi pluralisme agar tidak terpecah belah.
ADVERTISEMENT
"Jakarta itu plural. Bhineka Tunggal Ika. Sayang sekali jika yang Islam bilang najis-najis. Janganlah memecah belah karena SARA," ujar Djarot dalam acara temu kangen warga Blitar se-Jabodetabek di Hotel NAM, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (18/3).
Dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah pejabat kabupaten dan kota di Blitar itu, Djarot mengapresiasi pluralisme masyarakat Blitar yang dapat hidup rukun meski banyak perbedaan.
"Di Blitar itu sangat plural, sangat heterogen, tapi kita semua bersatu. Blitar itu semua terbaik. Terkenal dengan mistis, ketok magic, ikan Koi, bahkan proklamator Bapak Soekarno," ujar Djarot diiringi tepuk tangan warga.
Tak hanya menyindir soal pluralisme, Djarot juga menyinggung soal perilaku sebagian warga yang mengusirnya saat menghadiri Acara haul Soeharto dan peringatan Supersemar di Masjid At-Tin, Sabtu (11/3).
ADVERTISEMENT
"Ada yang bertanya, Bapak Djarot ini sudah dihalang-halangi, diteriak-teriaki kok tetap bisa masuk. Saya rasa keberanian itu perlu," ujar mantan Wali kota Blitar itu.
Keberaniannya sebagai salah satu putra Blitar, menurut Djarot, terinspirasi dari watak mantan Presiden Soekarno yang jenazahnya dimakamkan di Kota Blitar.
"Blitar itu tempatnya Proklamator. Ini Blitar, Bung," kata Djarot.
Djarot sebelum meninggalkan lokasi silaturahmi. (Foto: David Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot sebelum meninggalkan lokasi silaturahmi. (Foto: David Pratama/kumparan)
Mengenakan batik berwarna merah dan peci hitam, dalam pertemuan itu Djarot tak lupa memberikan salam 'dua jari' yang menjadi khas Djarot dan pasangannya Ahok.
Wali Kota dan Bupati Blitar yang hadir dalam acara itu juga ikut memberikan 'salam dua jari' mengisyaratkan dukungannya kepada Ahok-Djarot dalam Pilgub DKI.
ADVERTISEMENT