Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Djarot Sebut Ahok Masuk Penjara karena Korban Politik Pilkada
20 Mei 2017 22:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tetap menganggap Ahok merupakan korban politik dari Pilgub DKI Jakarta. Djarot menilai Ahok merupakan sosok yang sangat menghargai sesama, sehingga tidak mungkin melakukan menodai agama seperti yang ditudingkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Djarot saat berpidato di peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang digelar Pemprov DKI Jakarta di makam Mbah Priuk, Jakarta Utara.
"Bagaimana bisa seorang yang demikian peduli dan demikian menghargai, menghormati, membangunkan rumah ibadah sebagai tanggung jawabnya sebagai gubernur, beliau hanya gara-gara pilkada kemudian digoreng sana, digoreng sini, sehingga dinyatakan bersalah dan kemudian yang bikin kami syok saat itu langsung dimasukkan dalam penjara," katanya Sabtu (20/5).
Ia lantas mencontohkan bahwa Ahok meskipun sedang ditahan dan sudah nonaktif sebagai gubernur, tapi tetap memberi perhatian kepada pembangunan di Jakarta. Salah satunya menanyakan mengenai pembangunan makam Mbah Priuk.
"Beberapa waktu yang lalu saya diskusi dengan Pak Ahok. Dalam situasi seperti itu beliau masih berbicara tentang kerja, kerja, dan kerja. Termasuk menanyakan kemajuan pembangunan makam Mbah Priuk ini," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Djarot mengaku bahwa dia sering ditanya mengapa ia selalu membela Ahok. Menurut Djarot, semua Warga Negara Indonesia memang harus mendapat perlindungan yang sama tanpa membeda-bedakan suku, agama, atau latar belakangnya.
Meski menilai Ahok merupakan korban, Djarot meminta simpatisan Ahok-Djarot untuk tetap berada dalam koridor hukum dalam melakukan pembelaan.
"Saya berpesan kepada kalian semua selalu, Pak Ahok berdiskusi dengan saya kalau ada peristiwa seperti ini tolong taat pada konstitusi taat pada hukum. Seluruh pendukung BaDja taat pada hukum dan taat pada konstitusi dan tidak berbuat anarkis dan tidak menyakiti orang lain," tandas Djarot.
Baca juga:
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini