Djarot: Setop Aksi Lilin, Tolonglah Bantu Pak Ahok

12 Mei 2017 14:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Aksi lilin untuk Ahok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi lilin untuk Ahok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Aksi simpatik untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah divonis 2 tahun oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (9/5) yang lalu terus dilakukan. Massa pendukung Ahok bahkan beberapa kali mendatangi Mako Brimob tempat Ahok ditahan saat ini untuk menunjukkan dukungan mereka, seperti menyuarakan protes dan aksi lilin.
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar massa pendukung menghentikan aksi simpatik mereka. Jika aksi simpatik terus dilakukan maka tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga masyarakat yang lain.
"Stop ya cara bikin aksi-aksi yang simpati. Saya sampaikan jangan sampai merugikan diri sendiri (dan) jangan sampai merugikan masyarakat," imbau Djarot di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (12/5).
Aksi 1000 lilin untuk Ahok di Tugu Proklamasi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi 1000 lilin untuk Ahok di Tugu Proklamasi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
"Tolonglah bantu Pak Ahok. Sekarang ini kita konsentrasi (penangguhan penahanan) itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Djarot mengatakan peristiwa yang dihadapi Ahok bukanlah persoalan Ahok saja, tapi juga persoalan bangsa.
"Ini kan sudah bukan persoalan Ahok saja. Ini persoalan bangsa bagaimana membangun bangsa ini di atas fondasi Pancasila, kembali menggelorakan semangat nasionalisme. Apa lagi sebentar lagi kita peringati Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lewat aksi yang akhir-akhir ini terjadi, Djarot menganggap ini adalah peringatan bagi seluruh pihak untuk tidak menggunakan isu SARA dalam kegiatan politik.
"Oleh karena itu, ini suatu warning bagi kita semua. Jangan sekali-kali gunakan isu-isu SARA untuk kepentingan kepentingan politik praktis," ujarnya.
"Jangan kita memperkuat keegoisan kita. Jadi bukan hanya persoalan Pak Ahok," tutupnya.