Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Dalam rangka perayaan Natal 2019, Paus Fransiskus berdoa untuk perdamaian di berbagai wilayah konflik, seperti krisis di Suriah, beberapa negara di Timur Tengah, Venezuela, hingga konflik bersenjata yang melanda banyak negara di Afrika.
ADVERTISEMENT
"Semoga Kristus membawa terang kepada banyak anak yang menderita akibat perang dan konflik di Timur Tengah dan di berbagai negara di dunia," kata Paus berusia 83 tahun itu dalam pesan Natal di Vatikan, dilansir AFP, Rabu (26/12).
"Semoga Dia memberikan perlindungan kepada orang-orang Suriah yang tercinta yang masih tidak melihat akhir dari permusuhan selama dekade terakhir," imbuh Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus mendesak masyarakat internasional untuk menemukan solusi agar orang-orang yang tinggal di daerah konflik dapat hidup bersama secara damai dan aman.
Dia menyerukan resolusi bagi krisis di Lebanon. Dia berharap masyarakat Lebanon "hidup berdampingan secara harmonis".
Sementara itu, terkait krisis di Timur Tengah, terutama Irak dan Yaman, Paus Fransiskus merasa sedih kedamaian belum tercapai, padahal banyak orang yang telah berjuang dan tak berkecil hati untuk menggapai kedamaian, keamanan, dan kemakmuran.
Selain itu, Paus Fransiskus mencatat masih terjadi pergolakan sosial dan politik di beberapa wilayah di Amerika Selatan, seperti Argentina dan Venezuela.
ADVERTISEMENT
"Sejumlah negara sedang mengalami masa pergolakan sosial dan politik, rakyat Venezuela yang tercinta bisa segera menerima bantuan yang dibutuhkan," terangnya.
Puas Fransiskus juga mengecam masih terjadi serangan dan penolakan terhadap orang-orang kristen di Afrika. Ia juga berdoa untuk para korban konflik, bencana alam, dan penyakit di Afrika.
"Perlindungan bagi bagi mereka yang dianiaya karena keyakinan agama mereka, terutama para misionaris dan anggota umat beriman yang telah diculik, dan kepada para korban serangan oleh kelompok-kelompok ekstremis, terutama di Burkina Faso, Mali, Niger, dan Nigeria," pungkasnya.