Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Vatikan merilis sertifikat kematian Paus Fransiskus pada Senin (21/4), mengungkap penyebab wafatnya sebagai stroke otak disertai gagal jantung yang tak dapat dipulihkan.
ADVERTISEMENT
Dokumen tersebut ditandatangani oleh dokter pribadi Vatikan, Andrea Arcangeli.
Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun pada pukul 07.35 pagi waktu setempat, di kediamannya di Santa Marta, Vatikan.
Mengutip Al Jazeera, dalam sertifikat kematian disebutkan bahwa Paus sempat mengalami koma sebelum mengembuskan napas terakhir.
Dokumen itu juga mengungkap bahwa Paus menderita beberapa penyakit yang sebelumnya tidak dipublikasikan, termasuk hipertensi arteri, bronkiektasis multipel, dan diabetes tipe 2.
Sehari sebelum wafat, Paus Fransiskus masih muncul di hadapan ribuan umat di Lapangan Santo Petrus.
Dari dalam mobil paus terbuka, ia menyapa jemaah Paskah dan memberikan berkat melalui ajudannya.
Selama masa kepausannya yang berlangsung 12 tahun, Fransiskus menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Ia sempat dirawat selama 38 hari di Rumah Sakit Universitas Gemelli, Roma, akibat radang paru-paru ganda pada Februari dan Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Permintaan Pemakaman dan Wasiat Terakhir
Bersamaan dengan sertifikat kematian, Vatikan juga menerbitkan surat wasiat rohani Paus Fransiskus.
Dalam dokumen tertanggal 29 Juni 2022 itu, Fransiskus menyatakan keinginannya untuk dimakamkan di Basilika St. Maria Maggiore, Roma, bukan di bawah Basilika Santo Petrus seperti banyak pendahulunya.
“Saya ingin dimakamkan di dalam tanah, tanpa hiasan khusus, dengan nama saya dalam bahasa Latin: Franciscus,” tulisnya.
Ia menambahkan, “Saat saya merasakan senja menjelang akhir hidup saya di dunia, dan dengan harapan kuat akan kehidupan kekal, saya ingin menyampaikan keinginan terakhir saya hanya mengenai tempat pemakaman saya.”
Fransiskus juga menitipkan pesan, “Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal kepada semua orang yang telah mencintai saya dan yang terus mendoakan saya.”
Doa Rosario dan Masa Berkabung
Sebagai bentuk penghormatan, Vatikan menggelar doa Rosario di Lapangan Santo Petrus pada Senin malam. Doa dipimpin oleh Kardinal Mauro Gambetti, imam agung Basilika Santo Petrus.
ADVERTISEMENT
Bacaan pertama dibawakan oleh Suster Raffaella Petrini, Presiden Negara Kota Vatikan, yang menjadi sosok penting dalam upaya Fransiskus memberi peran lebih besar bagi perempuan dalam pengambilan keputusan di Gereja.
Jenazah Paus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus dan dibalut jubah kepausan, memberi kesempatan bagi umat untuk memberikan penghormatan terakhir.
Selama sembilan hari ke depan, misa dan doa akan digelar di berbagai gereja Katolik di seluruh dunia. Masa ini dikenal sebagai novemdiales.
Vatikan kini memasuki masa sede vacante atau interregnum, masa kewenangan Gereja dipegang Dewan Kardinal, tapi tidak ada keputusan besar yang akan diambil sampai pemilihan paus baru.
Konklaf pemilihan akan dimulai dalam waktu 15 hingga 20 hari sejak wafatnya Paus.
ADVERTISEMENT
Para kardinal berusia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Kapel Sistina untuk menjalani pemungutan suara tertutup. Asap putih dari cerobong kapel akan menandai terpilihnya Paus baru.