DP Kompensasi Korban Turbulensi Singapore Airlines sampai Rp 407 Juta per Orang

11 Juni 2024 11:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Singapore Airlines menawarkan kompensasi berupa uang kepada korban turbulensi ekstrem bulan lalu. Kejadian itu menyebabkan seorang tewas dan puluhan lainnya menderita luka.
ADVERTISEMENT
Pernyataan mengenai kompensasi disampaikan secara resmi oleh Singapore Airlines pada Selasa (11/6).
Singapore Airlines menyebut untuk yang mengalami cedera ringan akan diberikan kompensasi sebesar USD 10 ribu atau setara Rp 162 juta.
Penumpang Singapore Airlines penerbangan SQ321 dari London ke Singapura, yang melakukan pendaratan darurat di Bangkok akibat turbulensi, dosambut keluarga setibanya di Bandara Changi di Singapura, Rabu (22/5/2024). Foto: Roslan Rahman/AFP
Sedangkan yang mengalami luka berat Singapore Airlines akan negosiasi lebih dulu. Itu dilakukan agar Singapore Airlines bisa memenuhi kebutuhan spesifik korban luka berat.
"Penumpang yang dinilai secara medis menderita cidera berkelanjutan, memerlukan perawatan medis dalam waktu lama, dan meminta bantuan keuangan akan diberikan uang muka sebesar USD 25 ribu setara Rp 407 juta untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka," ucap Singapore Airlines seperti dikutip dari Reuters.
Singapore Airlines juga akan memberikan pengembalian uang tiket ke seluruh penumpang. Di samping itu penumpang akan pula menerima kompensasi penundaan penerbangan sesuai aturan Uni Eropa dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Korban jiwa turbulensi ekstrem di Singapore Airlines adalah penumpang berusia 73 tahun. Dia meninggal karena serangan jantung.
Kejadian horor yang menimpa penerbangan SQ321 yang berangkat dari London menuju Singapura, terjadi saat pesawat berada di atas Myanmar. Akibat turbulensi ekstrem pesawat terpaksa mendarat darurat di Bangkok.
Kondisi interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 setelah pendaratan darurat akibat turbulensi, di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, Selasa (21/5/2024). Foto: Stringer/Reuters
Menurut Singapore Airlines per 4 Juni 2024 lalu, masih ada 20 penumpang dirawat di rumah sakit di Bangkok. Sampai sekarang pihak maskapai belum memberikan update mengenai berapa penumpang yang masih dirawat.
Dari laporan otoritas rumah sakit di Thailand kebanyakan korban turbulensi ekstrem Singapore Airlines menderita cedera tulang belakang, otak, dan tengkorak.