DPRD DKI soal TransJ Kerap Kecelakaan: Jangan Sampai Kepercayaan Publik Turun

3 Desember 2021 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Pos Lantas PGC yang ditabrak Bus TransJakarta. Foto: Instagram/@tmcpoldametro
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Pos Lantas PGC yang ditabrak Bus TransJakarta. Foto: Instagram/@tmcpoldametro
ADVERTISEMENT
Kecelakaan bus TransJakarta menabrak pos polisi di Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur, Kamis (2/12), bukan yang pertama kali terjadi. Bulan Oktober lalu, dua bus TransJ juga mengalami kecelakaan di Cawang, Jakarta Timur, dan menyebabkan dua orang tewas.
ADVERTISEMENT
Hal ini mendapat perhatian khusus DPRD DKI. Kecelakaan TransJ ini dikhawatirkan akan membuat kepercayaan publik menurun terhadap transportasi umum di Jakarta.
“Kita tidak ingin kejadian seperti ini membuat publik menilai bahwa angkutan umum ini tidak aman, kemudian juga angkutan publik ini seolah-olah pengendaranya ini ugal-ugalan, tidak ingin ada image itu. Jadi harus diperbaikilah semuanya, ya sistemnyalah, ya orangnya,” kata Ketua Komisi B (Bidang Perekonomian) DPRD DKI Abdul Aziz kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Jumat (3/12).
Bus TransJakarta yang alami kecelakaan di Cawang (25/10/2021). Foto: Satlantas Polres Metro Jaktim via Antaranews
Abdul berpendapat, sebelum publik benar-benar hilang kepercayaan kepada moda transportasi umum di Jakarta, TransJ harus mengambil langkah untuk melakukan evaluasi terhadap manajemennya. Padahal di awal November lalu PT TransJakarta baru saja mengangkat Mochammad Yana Aditya sebagai dirut.
ADVERTISEMENT
“Saya kira kita evaluasi dulu karena mengganti (direksi) bukan memberikan solusi, yang harus kita pertimbangkan adalah bagaimana kejadian ini tidak terulang lagi, mengganti dengan yang baru juga belum tentu paham masalah,” lanjut politikus PKS ini.
Sebelum kecelakaan tunggal ini, pada 25 Oktober lalu dua armada TransJ juga mengalami kecelakaan yang mengakibatkan 2 korban tewas dan 31 lainnya luka-luka.
Penyebab dari insiden ini adalah human error, yaitu sakit epilepsi sopir kambuh sehingga menubruk bus TransJ di depannya.
Kecelakaan bus Transjakarta di ruas Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (25/10). Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
Setelah insiden maut tersebut, DPRD DKI Jakarta memanggil pihak TransJ dan Dishub untuk memberikan rekomendasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Dalam rekomendasi tersebut, DPRD DKI meminta pihak TransJ menyediakan fasilitas klinik kesehatan untuk melakukan pengecekan berkala kepada seluruh pengemudi bus.
ADVERTISEMENT
Namun nyatanya kejadian akibat human error ini masih terulang. DPRD DKI akan kembali memanggil TransJ dan Dishub DKI untuk evaluasi pada Senin (6/12).

Sekilas TransJakarta

TransJakarta merupakan layanan bus rapid transit (BRT) yang diperkenalkan Pemprov DKI Jakarta mulai 2004. Dalam pengoperasiannya, TransJakarta didukung oleh beberapa perusahaan operator yang mengelola armada yang melayani tiap koridor.
Operator tersebut antara lain, Perum DAMRI (DMR/DAMRI) melayani koridor 1, 8, 11; Kopaja melayani koridor 4, 6A, 7A, dan 7B; Perum PPD melayani koridor 2, 3, 4; PT Bianglala Metropolitan (BMP) melayani koridor 9, 10, 12, dan Amari.
Saat ini TransJakarta melayani 13 koridor dan rute-rute pengumpan (feeder).