Sopir Kecelakaan Maut TransJ Konsumsi Obat Darah Tinggi dan Syaraf

3 November 2021 18:13 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, di Patung Kuda, Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, di Patung Kuda, Kawasan Monas, Jakarta Pusat. Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
Gelar perkara kasus kecelakaan 2 bus Transjakarta di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, menemukan sejumlah fakta baru. Tersangka sopir Transjakarta, Jaenuri, yang meninggal dunia diketahui mengkonsumsi obat darah tinggi dan obat epilepsi.
ADVERTISEMENT
"Kita melaksanakan pemeriksaan terhadap lemari saudara J dan menemukan berbagai obat-obatan salah satunya adalah obat Amlodipine, obat darah tinggi dan obat Phenytoin atau obat syaraf di kamar pelaku," jelas Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, saat konferensi pers, Rabu (3/11).
Sambodo menjelaskan, berdasarkan pernyataan teman sekamarnya, WK, tersangka pernah bercerita menderita penyakit syaraf dan sering mengalami pusing.
Kecelakaan bus Transjakarta di ruas Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (25/10). Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
"Almarhum pernah bercerita sakit saraf, sering pusing dan mengkonsumsi obat setiap hari," jelas Sambodo
"Hasil urine saudara J, mengandung Amlodipine tapi tidak mengandung Phenytoin. Sehingga disimpulkan saat kejadian dia sedang tidak minum obat tersebut," tambahnya.
Berdasarkan ahli, Sambodo menyebutkan Phenytoin harus dikonsumsi secara rutin setiap hari. Efek sampingnya adalah gangguan motorik syaraf dan gangguan fungsi syaraf.
ADVERTISEMENT
Kasus kecelakaan TransJakarta yang menyebabkan tewasnya 2 orang termasuk tersangka sopir bus Jaenuri diduga disebabkan serangan epilepsi yang menimpanya ketika mengemudi.