Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nama Gamal Albinsaid tak asing bagi masyarakat. Dia dikenal sebagai seorang inovator kesehatan dan juga pelopor klinik asuransi sampah.
Pria asal Malang kelahiran 1989 ini juga pernah menjadi jubir Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Gamal kini duduk sebagai Ketua DPP PKS Bidang Kepemudaan.
Gamal dikukuhkan dalam Munas V PKS di Bandung, Minggu (29/11). Dalam siaran pers DPP PKS, Gamal menyatakan alasan dirinya berkenan menjadi Ketua DPP PKS.
Gamal menyebut dirinya adalah anak muda dari daerah, namun PKS berani memberikan perhatian, kesempatan dan kepercayaan.
Gamal menyebut dia melihat budaya partai politik memiliki kelebihan dan kekurangan. Gamal mengapresiasi PKS menerapkan budaya merit sistem yang memberikan penghargaan lebih kepada orang-orang berprestasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi PKS ingin memberikan pesan kepada generasi muda Indonesia. Partai ini memberikan keadilan peluang. Partai ini memberikan kesempatan yang sungguh-sungguh dan berkomitmen," ujar dia.
Sebelum menerima posisi sebagai Ketua DPP PKS Bidang Kepemudaan, ia mengaku berdiskusi dengan pimpinan PKS. Gamal sepakat, bahwa anak muda tidak boleh dijadikan objek politik tapi sebagai pelaku dengan partai politik membuat program yang menjawab persoalan anak-anak muda.
"Konsepnya adalah PKS tidak menjadikan milenial sebagai objek, tidak melihatnya sebagai mangsa politik. Tidak melihatnya sebagai target politik. Tapi kita melihatnya sebagai subjek politik. Sehingga basis berpikir itu akan membuat kita punya orientasi untuk memberikan sesuatu yang mereka butuhkan," papar dia.
Gamal mengungkapkan beberapa data soal kebutuhan dan persoalan anak-anak muda Indonesia. Ia menyebut hanya 2,7 persen anak muda yang suka politik. Kemudian hanya 11 persen yang mau bergabung dengan partai politik.
ADVERTISEMENT
"Lalu apa yang mereka butuhkan? 69,1 persen mereka menyatakan mereka suka wirausaha. Sebanyak 20,5 persen mengatakan butuh lapangan kerja," sebut Gamal.
Oleh karena itu, papar dia, partai politik tidak boleh mendekati milenial dengan gaya berpakaian, gaya bermedia sosial, atau narasi politik.
"Tapi benar-benar menghasilkan sebuah program yang menyelesaikan masalah dari generasi milenial. Saya yakin Indonesia sedang memasuki sebuah era baru di mana nilai penghormatan bukan diberikan lagi kepada orang-orang yang memiliki kebebasan finansial tapi kepada mereka anak muda yang memiliki ide, gagasan dan kepedulian," cetusnya.