dr Reisa: Dexamethasone untuk Pasien Corona Berat yang Pakai Ventilator

19 Juni 2020 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dexamethasone belakangan menjadi tenar usai WHO merekomendasikan penggunaannya dalam penanganan pasien COVID-19. Obat itu dinilai efektif dan bermanfaat dalam penyembuhan.
ADVERTISEMENT
Anggota tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menegaskan obat tersebut hanyalah untuk pasien corona kategori berat, misal yang menggunakan ventilator. Hal tersebut sesuai dengan saran WHO Indonesia.
"Obat direkomendasikan untuk kasus konfirmasi sakit berat dan kritis, kasus yang butuh ventilator dan bantuan pernapasan," tegas Reisa di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (19/6).
Reisa Broto Asmoro. Foto: BNPB
Ia menjelaskan, dexamethasone direkomendasikan WHO karena dinilai bisa mengurangi jumlah kematian 20-30 persen dari jumlah kasus. Obat tersebut bukan untuk terapi pasien dengan kategori ringan maupun tanpa gejala.
"Ini penting, obat ini tak memiliki khasiat pencegahan, ini bukan penangkal COVID, bukan vaksin, ini kombinasi obat-obatan," ujarnya.
dr Reisa mengatakan penggunaan dexamethasone harus diawasi oleh dokter. Meski, dexamethasone bisa didapatkan dengan harga terjangkau.
ADVERTISEMENT
"Meskipun harganya terjangkau, selalu konsultasikan dulu sebelum pakai obat ini agar tak terjadi efek samping, terutama bila memiliki alergi makanan obat dan bahan lain," ungkap dr Reisa.
Selain efek samping, ia mengingatkan konsumsi dexamethasone dalam jangka panjang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Harus ada arahan dari dokter terkait penghentiannya.
"Penderita yang konsumsi jangka panjang tak boleh berhenti konsumsi obat tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter. Penggunaan jangka panjang ada efeknya," jelasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.