dr Zainal Muttaqin Diberhentikan dari RS Kariadi Diduga karena Tulisan

23 April 2023 10:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
49
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof. dr. Zainal Muttaqin Ph.D, Sp.BS. Foto: Youtube/ SMC RS Telogorejo
zoom-in-whitePerbesar
Prof. dr. Zainal Muttaqin Ph.D, Sp.BS. Foto: Youtube/ SMC RS Telogorejo
ADVERTISEMENT
dr Zainal Muttaqin, dokter spesialis bedah syaraf, diberhentikan dari RS Kariadi Semarang. Ia menduga karena tulisan yang terlalu vokal. Benarkah demikian?
ADVERTISEMENT
Pemberhentian dilakukan melalui surat bernomor /AP.02.03/I.II/3700/2023 per tanggal 5 April 2023. Di surat tertulis pemberhentian berlaku pada 6 April.
"Sehubungan untuk kepentingan organisasi dan ketentuan yang berlaku di RSUP Dr Kariadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 6 ayat 1 Kontrak Perjanjian Mitra Dokter Nomor HK.02.03/1.II/251/2021 tanggal 16 Maret 2021. Maka bersama ini kami sampaikan bahwa masa kontrak dokter sebagai dokter mitra di RSUD Kariadi per 6 April 2023," demikian bunyi surat yang ditandatangani Dirut RSUD Kariadi drg Farichah Hanum, dikutip Minggu (23/4).
Zainal selama ini dikenal memang aktif menulis. Tak cuma soal RUU Kesehatan saja.
Tulisan-tulisannya juga ia unggah di kumparan. Tak sedikit juga yang viral dan mengundang banyak pembaca.
ADVERTISEMENT
Yang paling fenomenal soal dr Terawan Agus Putranto. Soal praktik 'cuci otak'.
"Pembodohan secara massal ini menjadi semakin sempurna tatkala masyarakat justru terbeli oleh narasi dan jargon Nasionalisme dan karya anak bangsa yang diteriakkan oleh Terawan dan kawan-kawan," kata Zainal dalam tulisannya.
Surat pemberhentian dr Zainal Muttaqin dari RSUP DR, Kariadi karena diduga akibat tulisan. Foto: Dok. Istimewa
Ia mengkritik bagaimana terapi DSA (Digital Substraction Angiography) Terawan tak berbasis ilmiah.
DSA dalam pengertian medis yang sebenarnya adalah sebuah tindakan diagnostik vaskuler atau pemeriksaan pembuluh darah otak menggunakan fluoroskopi/ X-ray. Juga dengan menyuntikkan zat warna/ kontras yang dimasukkan melalui kateter pada pembuluh nadi besar di paha atau lengan.
Sementara menurutnya, DSA yang dikerjakan oleh Terawan tidak lagi sebagai sarana diagnostik, melainkan sarana terapeutik/ pengobatan untuk stroke, terutama penyumbatan pembuluh darah otak. Bahkan sebagai sarana pencegahan stroke pada orang sehat, yang oleh yang bersangkutan disebut sebagai brain spa atau brain wash.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini jadi perdebatan di banyak kalangan. Pembaca awam hingga dokter juga turut berkomentar.
Tak tanggung-tanggung, hampir 500 komentar bersarang di tulisan dr Zainal Muttaqin ini.
Ada juga soal dokter beda dengan tukang operasi. Tulisan ini juga menarik mengulas tugas istimewa seorang dokter bukan hanya mengoperasi pasien.
Bisa dicek di sini.
Termasuk yang teraktual soal Pentingnya Menjaga Etika Profesi Kedokteran diulas oleh dr Zainal. Tulisan ini diunggah 3 April 2023.
Secara umum dia mengulas bagaimana pentingnya peran organisasi kedokteran sampai tingkat cabang. Ia mencontohkan bagaimana ada kejadian seseorang mengalami penggumpalan darah di otak, tapi cuma seujung kuku.
ADVERTISEMENT
Kata Zainal itu tak perlu dioperasi. Namun seringkali tetap dilakukan karena alasan bervariasi. Nah di situlah seharusnya peran organisasi profesi seperti IDI cabang bermain.
"Dari tulisan terakhir ini, ternyata ada (3 alinea terakhir) yang membuat ‘marah’ sehingga Dirjen Yankes meminta saya untuk di ‘sidang komite etik RS Kariadi’ 1 April 2023," kata Zainal melalui pesan singkat kepada wartawan.
Surat Kontrak dr Zainal Muttaqin sejak 2021 di RSUD Kariadi. Foto: Dok. Istimewa
Surat Kontrak dr Zainal Muttaqin sejak 2021 di RSUD Kariadi. Foto: Dok. Istimewa
Surat Kontrak dr Zainal Muttaqin sejak 2021 di RSUD Kariadi. Foto: Dok. Istimewa
Ia menyebut dari hasil sidang etik tidak ada pelanggaran di RS. Namun ia mengaku surat pemberhentian malah datang tanggal 5 April 2023.
"Karena memang tidak ditemukan pelanggaran etik apa pun di RS, maka Dirjen Yankes datang ke Semarang (4/4), perintah ke Dirut RS Kariadi untuk berhentikan saya. Sehingga tanggal (5/4) saya terima Surat Pemberhentian sebagai mitra kerja RS Kariadi Semarang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Zainal menambahkan, dalam Sidang Komite Etik 1 April, Zainal sempat diminta lebih hati-hati soal tulisannya di media. Harus persetujuan RS.
"Saat pertemuan dengan komite etik RS, saya diminta agar tulisan-tulisan saya di‘sensor’ lebih dulu oleh RS. Dan itu saya tolak dengan kata-kata ‘yang membatasi tulisan saya hanya UU ITE'. Dan ini adalah integritas diri saya. Dan saya tidak akan pernah berhenti menulis," jelas dr Zainal.
dr Zainal sudah menjadi pendidik dokter di RSUD Kariadi sejak 29 tahun silam. Ia merasa ada yang aneh dengan proses pemberhentian ini.
"Ini surat yang dibuat tanpa konsideran apa pun dan saya anggap sepihak dan zalim. Saya ASN Undip, kerja sebagai pendidik dokter spesialis sudah 29 tahun mengabdi di RS Kariadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Dengan perjanjian kerja sebagai mitra yang diperbaharui setiap 3 tahun, dan yang sekarang masih sampai akhir 2024," tutup dia.
kumparan juga sudah mencoba menghubungi pihak RSUD dr Kariadi terkait hal ini. Namun belum ada respons.