Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
23 Ramadhan 1446 HMinggu, 23 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Duduk Perkara Polsek Kayangan Digeruduk Buntut ASN Bunuh Diri
20 Maret 2025 13:39 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Catatan Redaksi: Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!

Seorang aparatur sipil negara (ASN) di Lombok Utara, NTB, berinisial RW (25 tahun), ditemukan tewas gantung diri, di rumahnya, Kamis (13/3).
ADVERTISEMENT
Empat hari kemudian, Senin malam (17/3), warga menggeruduk Polsek Kayangan, bahkan merusak kantor hingga membakar motor.
Nasruddin, ayah RW, menuturkan bahwa awalnya anaknya itu dilaporkan ke polisi atas tuduhan pencurian hp saat berada di kasir minimarket. "Barang buktinya CCTV," kata Nasruddin, dikutip pada Kamis (20/3).
"Setelah pulang tarawih, dia lihat (medsos di) hp, itu ada foto dia viral dengan kata-kata 'Hp ini hilang'. (Lalu ia mengecek) 'Astaga ini bukan hp saya', jadi dia pergi mengantarkannya cuma lamban sementara videonya sudah viral yang di-upload oleh pegawai Alfamart," kata Nasruddin.
Ia melanjutkan, "Memang ada niatnya untuk mengembalikan tidak ada niatnya untuk mengambil, cuma khilaf. Anak saya langsung datang ke korban antarkan hp itu dan sudah damai dengan korban."
ADVERTISEMENT
Namun, setelah kesepakatan damai, polisi datang menjemput RW. "Selang 20 menit polisi datang menjemput korban dengan mengatakan 'Kamu sudah tersangka' dan hp yang sudah dikasih ke korban itu diambil lagi," kata Nasruddin.
RW kemudian dibawa ke Polsek Kayangan dengan tangan diborgol dan ditahan selama 1 hari 1 malam. Setelah itu RW dipulangkan dan dikenakan wajib lapor, namun kasus masih berjalan.
Saat sudah berada di rumah, RW malah ditemukan tewas gantung diri.
"Saya sendiri yang menemukan, awalnya saya pulang kemarin sore mau menjelang berbuka, saya temukan dia gantung diri saya tidak tahu jam berapanya karena saya pergi jualan," ujar Nasruddin.
Sebelum ditemukan meninggal, RW sempat berbicara dengan Nasruddin soal masalah yang membebaninya.
ADVERTISEMENT
"Sempat anak saya bicara malamnya sama saya dan bibinya dia punya masalah dan bicara 'Mungkin saya tidak bisa membahagiakan bapak dan apa-apa yang aku cita-citakan tidak bisa ku bahagiakan ke bapak karena saya mau masuk penjara' dia bilang," tutur Nasruddin.
Nasruddin mempertanyakan proses hukum yang dijalani anaknya. Menurutnya, RW sudah mengembalikan HP yang dituduhkan dicuri dan telah ada kesepakatan damai.
"Saya jawab, 'Kok begitu kan sudah selesai masalah damai sudah selesai saya bilang kenapa bisa begitu?' Anak saya jawab dia diancam, 'Kalau tidak mau ngaku maling saya tetap kena di kantor' begitu katanya," ujar Nasruddin.
Ia menambahkan, "Disuruh mengaku padahal barang yang sudah diakui sudah jelas hpnya sudah dikembalikan sudah ada surat damainya disaksikan kepala dusun dua belah pihak dan keluarga, tidak ada polisi," imbuh Nasruddin.
ADVERTISEMENT
Curhat ke AI
Nasruddin pun membuka chat Meta AI yang dilakukan oleh RW, yang isinya adalah curhat, begini isinya:
"Polisi setiap hari meminta saya mengakui bahwa saya yang mengambil barang tersebut. Saya hanya mengakui berdasarkan CCTV ya memang saya yang mengambil secara tidak sadar. Polisi tidak menerima alasan tersebut. Mereka hanya ingin saya mengakui telah mengambil barang."
"Saya takut saat ini dituntut oleh kejaksaan."
Penggerudukan kantor polsek pun terjadi kemudian.
Penjelasan Polisi
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, menjelaskan bahwa aksi massa dipicu oleh kesalahpahaman informasi yang beredar di masyarakat terkait penanganan kasus pencurian di Polsek Kayangan.
"Tadi malam kurang lebih jam 18.40 WITA terjadi aksi massa ke Polsek Kayangan dari masyarakat Desa Sesait diduga dipicu adanya kesalahpahaman informasi yang beredar di masyarakat hingga terkait dengan perkara yang ditangani oleh Polsek Kayangan," ujar Agus Purwanta, Selasa (18/3).
ADVERTISEMENT
Kesalahpahaman tersebut bermula dari kasus pencurian yang ditangani oleh Polsek Kayangan, di mana terlapor alias RW tidak dilakukan penahanan.
"Kemudian terlapor tersebut gantung diri di rumahnya, mungkin karena adanya kesalahan informasi yang beredar di masyarakat sehingga terjadi aksi spontanitas masyarakat melakukan aksi ke Polsek Kayangan," kata Agus.
Akibat aksi massa, sejumlah fasilitas Polsek Kayangan mengalami kerusakan. "Ada beberapa fasilitas polsek yang mengalami kerusakan di antaranya dua unit sepeda motor dinas, satu unit komputer, laptop, pagar polsek, dan beberapa bagian dan kacanya pecah," bebernya.
Aparat kepolisian berhasil menghalau massa dan meredam situasi dalam waktu kurang dari setengah jam. "Alhamdulillah penanganannya kurang dari setengah jam massa dapat bisa kita halau dan kita kasih pengertian dan juga kita melakukan penggalangan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi," katanya.
ADVERTISEMENT
Pihak kepolisian juga melakukan penjagaan di sekitar minimarket yang menjadi lokasi awal kejadian untuk mencegah aksi meluas. "Kita melakukan penjagaan di Alfamart karena di situ merupakan akses kita untuk mencegah aksi tidak meluas," ucap Agus.
Bantah Isu Uang Damai
Agus juga membantah adanya isu permintaan uang damai dalam kasus ini. "Untuk isu permintaan uang damai hal itu tidak ada, namun tetap kita melakukan penyelidikan termasuk motif dari penyerangan sampai saat ini kita masih dalam penyelidikan," ujar Agus.
Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap fakta-fakta terkait kasus ini. "Jika ada hal-hal penyimpangan lain nanti kita sampaikan," katanya.