Duka Kematian Ratu Elizabeth II, Kedubes Inggris Kibarkan Bendera Setengah Tiang

9 September 2022 15:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera setengah tiang di kedutaan besar Inggris Jakarta, Jum'at (9/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bendera setengah tiang di kedutaan besar Inggris Jakarta, Jum'at (9/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kerajaan Inggris pada Kamis (8/9) mengumumkan kematian Ratu Elizabeth II di Kastil Balmoral, Skotlandia. Sebelumnya, pihak kerajaan telah mengkonfirmasi kesehatan Ratu yang terus memburuk.
ADVERTISEMENT
Untaian duka cita terus berdatangan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk ungkapan duka, bendera Union Jack setengah tiang terlihat di Istana Buckingham dan gedung pemerintahan di London. Bendera setengah tiang akan terus dikibarkan hingga sehari setelah pemakaman negara.
Di banyak negara, termasuk Inggris, bendera setengah tiang merupakan tanda berkabung jika pejabat penting pemerintah wafat.
Bendera setengah tiang di kedutaan besar Inggris Jakarta, Jum'at (9/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
Tradisi bendera setengah tiang ini juga dilakukan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia. Untuk menghormati kematian Ratu Elizabeth II bendera setengah tiang sudah dikibarkan sejak Jumat pagi.
“Pada hari Kamis 8 September 2022 adalah momen kesedihan dan kehilangan yang mendalam bagi rakyat Inggris dan bagi mereka di seluruh dunia yang hidupnya tersentuh oleh Yang Mulia,” tulis Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins dalam sebuah rilis pers.
Seorang pengunjung memberikan penghormatan dengan meletakkan bunga setelah mendengar pengumuman kematian Ratu Elizabeth, di luar Kedutaan Besar Inggris, Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (8/9/2022). Foto: Tom Brenner/Reuters
Selain itu, Kedubes juga akan membuka buku belasungkawa kematian Ratu Elizabeth II untuk umum mulai dari hari ini hingga Jumat (16/9).
ADVERTISEMENT
Masyarakat umum dapat meninggalkan pesan pada buku tersebut di pintu masuk Kedubes Inggris yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan.
Penulis: Thalitha Yuristiana.