Dukungan Mengalir dari Malaysia untuk Bebaskan Pendiri Pasar Muamalah Zaim Saidi

16 Maret 2021 20:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zaim Saidi, pendiri Pasar Muamalah di Depok.
 Foto: Instagram/@zaim.saidi
zoom-in-whitePerbesar
Zaim Saidi, pendiri Pasar Muamalah di Depok. Foto: Instagram/@zaim.saidi
ADVERTISEMENT
Seorang presenter dan jurnalis yang berbasis di Malaysia, Zoraya Vadillo, mengunggah video dukungan untuk pendiri Pasar Muamalah Depok, Zaim Saidi, yang ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Bareskrim Polri.
ADVERTISEMENT
Zaim ditangkap pada 2 Februari 2021 karena menggunakan dinar dan dirham sebagai salah satu sarana jual beli - selain uang rupiah dan komoditas untuk barter - di Pasar Muamalah yang didirikannya di sebuah ruko di Depok.
"Video ini akan menjelaskan penangkapan baru-baru ini terhadap seseorang pria yang sangat saya kagum dan hormati, Pak Zaim Saidi. Nama saya Zoraya Vadillo dan saya seorang pembawa acara dokumenter, penulis naskah, dan jurnalis berbasis di Malaysia," tutur Zoraya.
Dalam video yang diunggah di media sosial Instagram dan juga YouTube, Zoraya mengungkapkan alasannya membuat video dukungan tersebut.
"Selama 10 tahun terakhir dia sudah mendedikasikan hidupnya untuk membantu dan mendukung komunitasnya dengan mendirikan Pasar Muamalat. Jadi inilah pasar publik yang mengikuti semua praktik perdagangan yang sama pada masa Rasul SAW. Ini pasar halal," tutur Zoraya dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah meminta izin kepada Zoraya untuk mengutip video yang disampaikan dalam bahasa Inggris itu, Selasa (16/3).
Jurnalis asal Malaysia, Zoraya Vadillo. Foto: instagram/@zorayavadillo
Menurut Zoraya, pada dasarnya pasar yang didirikan Zaim sama dengan pasar malam atau bazaar Ramadhan pada umumnya yang juga ada di negaranya.
Ia juga menjelaskan, sebagai orang yang kenal selama bertahun-tahun dan menjalin hubungan baik dengan Zaim dan keluarganya, ia mengetahui alasan mengapa Zaim mendirikan Pasar Muamalah.
Misalnya, mengenai mata uang Indonesia yang telah melalui lonjakan inflasi. Dia mencontohkan, saat ini satu dolar AS setara Rp 14 ribuan, sedangkan 70 tahun lalu satu dolar AS setara Rp 3,5. Mata uang rupiah yang tidak stabil ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat dengan munculnya kemiskinan.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan orang tidak ingin memegang rupiah karena inflasi tidak stabil," kata Zoraya.
Zoraya juga mengungkapkan soal banyak bisnis besar di Indonesia yang menggunakan dolar Amerika, bukan rupiah. Tetapi mengapa hal tersebut tidak dipermasalahkan seperti Zaim.
Menurutnya, Zaim hanya memberikan cara alternatif dengan melakukan perdagangan secara halal, seperti praktik yang dilakukan pada masa Rasulullah.
Suasana Pasar Muamalah Depok yang masih disegel garis polisi. Foto: Dok. Istimewa
Alasan lain ia memberanikan diri untuk bersuara kepada publik adalah dia menduga ada pelanggaran kebebasan dan standar ganda yang diberikan kepada Zaim.
"Jika Pak Zaim dipenjarakan sebab berdagang dalam mata uang selain rupiah, lalu siapa pun yang telah berdagang di Indonesia yang tidak menggunakan rupiah harus dihukum yang sama," tegasnya.
Upaya Zaim mendirikan Pasar Muamalah dengan transaksi koin emas/perak, menurut Zoraya adalah cara untuk memperkuat komunitasnya dengan mendorong perdagangan dan membantu masyarakat mendapatkan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Dinar dan dirham berukir tulisan Amir Zaim Saidi. Foto: Div Humas Polri
"Dia adalah orang yang baik dan ketika orang baik dihukum karena melakukan hal yang benar, saat itulah Anda tahu, perubahan perlu terjadi di masyarakat," tegas Zoraya.
Zaim dijerat dengan Pasal 9 UU Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Hukum Pidana dan atau Pasal 33 UU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang. Polisi menolak permohonan penangguhan penahanan Zaim Saidi.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona