Dulu Tempat Berjemur Turis, Pantai Odesa Ukraina Kini Jadi Zona Terlarang

10 Juni 2022 9:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang berjalan di depan hotel yang dihancurkan oleh rudal Rusia di Odesa, Ukraina, Minggu (8/5/2022). Foto: Igor Tkachenko/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang berjalan di depan hotel yang dihancurkan oleh rudal Rusia di Odesa, Ukraina, Minggu (8/5/2022). Foto: Igor Tkachenko/Reuters
ADVERTISEMENT
Turis dari berbagai dunia pernah berbondong-bondong berjemur di Pantai Odesa, Ukraina, sembari menikmati pemandangan Laut Hitam. Akan tetapi, kondisi Pantai Odesa saat ini sudah berbuah.
ADVERTISEMENT
Pantai Odesa kini menjadi zona terlarang. Para polisi berjaga di sekitar pantai dan menutup kawasan itu setelah menjadi medan perang Rusia dan Ukraina.
Pantai Odesa ditutup karena militer Ukraina menanam ranjau di sepanjang pantai untuk menghalau tentara Rusia. Pintu masuk pantai ditutup dengan pita merah-putih untuk memastikan warga sipil tidak memasuki area tersebut.
Pantai Odesa sebagai tujuan pelancong bak jatuh ditimpa tangga pula. Sudah kesulitan akibat COVID-19 kini diperparah dengan perang.
Ekonomi lokal di kota pelabuhan Odesa ini mendapat pukulan besar bagi industri pariwisatanya tahun ini. Para penduduk tidak dapat membayangkan bagaimana kehidupan di Odesa saat ini.
“Kita tidak bisa hidup tanpa laut. Jika bukan karena laut, mungkin tidak akan ada Odesa,” kata Viktor Holchenko, seorang penduduk berusia Odesa, dikutip dari Reuters, Jumat (10/6).
Tentara Ukraina menyisir wilayah kompleks hotel untuk melakukan evakuasi akibat serangan rudal Rusia di Odesa, Ukraina, Minggu (8/5/2022). Foto: Igor Tkachenko/Reuters
ADVERTISEMENT
Sejumlah tanda dipasang oleh militer Ukraina sebagai peringatan bagi penduduk untuk menjauh dari pantai tempat ranjau dikuburkan.
Dari restoran sampai tepi pantai, pemandangannya sekarang adalah berbagai tanda bahaya ada ranjau.
Sebuah keluarga dengan seorang anak kecil nekat berjalan menyusuri pantai dan tidak menghiraukan palang peringatan. Mereka bermain-main di laut setelah malam tiba.
Sebuah hotel yang dihancurkan oleh rudal Rusia di Odesa, Ukraina, Minggu (8/5/2022). Foto: Igor Tkachenko/Reuters
Penduduk lain meletakkan handuk di sepanjang bibir pantai, alih-alih di pantai untuk berjemur dengan pakaian renang mereka, mereka kini malah diusir militer.
"Mereka (militer) mengatakan untuk tidak pergi ke sana (ke tepi laut)," kata penduduk berusia 18 tahun, Kyrylo Zinchenko.
"Mengapa kamu pergi ke sana? Ini adalah musim panas yang akan kita alami," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kami menyadari pariwisata dan rekreasi merupakan elemen penting ... tetapi kami juga menyadari bahwa jika kami tidak mempertahankan pertahanan wilayah kami, tidak akan ada anggaran untuk diisi," kata juru bicara komando militer bagian selatan Ukraina, Nataliia Humeniuk.
Saat ini, situasi ekonomi di Odesa begitu terpukul. Salah seorang pemilik usaha wisata di Pantai Odesa, Oleksandr Babich, mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan situasi saat ini.
"Banyak hotel, restoran, suvenir, semua jenis layanan pantai tutup. Itu semua adalah hal-hal yang berkaitan dengan sektor budaya ... Saya tidak tahu bagaimana perekonomian kota tanpa mereka,” kata Babich.