Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Edy Rahmayadi ke Erick Thohir: Minta Maaf ke FIFA, Jangan Sampai RI Disanksi
31 Maret 2023 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Ketua Umum PSSI sekaligus Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mendorong pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 berhenti dipolemikkan. Ia memberikan pesan khusus ke ketum PSSI saat ini Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
“U-20 itu sudah deal tidak di Indonesia, itu sudah selesai, artinya sudah selesai, tidak perlu lagi dipersoalkan,” kata Edy kepada kumparan di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jumat (31/3).
Ia mendorong PSSI dan Erick Thohir segera menemui FIFA. Jangan sampai sepak bola Indonesia makin karut marut karena pembatalan ini.
“Sekarang yang perlu dipersoalkan adalah bagaimana caranya petinggi-petinggi PSSI, ketua PSSI, melobi dan meminta maaf kepada FIFA, Gianni Infantino Presiden FIFA. Bagaimana caranya bahwa tidak lagi menambah hukuman bagi PSSI,” tegas Edy.
Lainnya, Edy menjelaskan bahwa seharusnya sepak bola tak dikaitkan dengan politik. Apalagi penolakan terhadap Timnas U-20 Israel dinilai menjadi salah satu pemicu FIFA mengambil kebijakan ini.
“Tak boleh mempersoalkan politik, bla bla bla dan banyak lagi,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Erick Thohir mengungkap penyebab utama FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20. Isu berkembang, bukan hanya soal penolakan terhadap Israel tapi juga karena Tragedi Kanjuruhan hingga masalah stadion.
"FIFA ini kan otoritas tertinggi sepak bola dunia. Dengan segala keberatan yang sudah disampaikan, FIFA melihat (penolakan terhadap Israel, -red) ini sebuah intervensi," kata Erick saat menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Presiden, Jumat (31/3).
Menurut Erick, sudah banyak kejadian FIFA menghukum sebuah negara apabila ada intervensi dari negara atau turunannya terkait sepak bola. Indonesia juga pernah merasakan dibanned FIFA pada 2015 karena hal serupa.
Kata Erick, Indonesia terancam sanksi, bisa berat bisa ringan. Paling berat, Indonesia dikucilkan dari perhelatan sepak bola dunia.
ADVERTISEMENT