Effendi Gazali Sebut Namanya Tak Ada di BAP Bansos: Saya Juga Gak Terima Duit

25 Maret 2021 21:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali menyampaikan keterangan pers sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/3).  Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali menyampaikan keterangan pers sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/3). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pakar Komunikasi Publik, Effendi Gazali, telah selesai diperiksa penyidik KPK terkait dengan kasus bantuan sosial (bansos) COVID-19. Effendi Gazali mengaku tak ada kaitannya dengan suap kasus bansos.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengatakan namanya tak ada dalam BAP yang disebut-sebut turut menerima jatah kuota bansos. Sebelumnya, sempat beredar bahwa Effendi Gazali disebut sebagai salah satu pemilik jatah kuota bansos lebih dari 150 ribu dengan pihak vendor merupakan sebuah perusahaan tertentu.
Namun, ia memastikan, dan ditegaskan setelah pemeriksaan dengan penyidik KPK, bahwa kabar itu tak benar.
"Tadi sudah terbukti bahwa nama saya tidak ada di BAP-nya Matheus Joko," kata Efendi dalam keterangannya kepada wartawan usai diperiksa, Kamis (25/3).
Pejabat pembuat komitmen di Kementerian Sosial Matheus Joko Santoso bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta Senin (4/1/2021) Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Matheus Joko Santoso ialah PPK Kemensos terkait bansos bersama Adi Wahyono. Keduanya diduga mengakali penunjukan vendor bansos.
Diduga, sudah ada pembagian mengenai jatah kuota bansos untuk Juliari Batubara selaku Mensos. Jatah kuota itu dibagi-bagi ke sejumlah pihak. Lalu digarap vendor yang terafiliasi dengan mereka. Sebagai imbalnya, para vendor diduga menyetorkan sejumlah uang.
ADVERTISEMENT
Effendi Gazali membantah bahwa dirinya termasuk penerima jatah kuota bansos tersebut.
"Dengan demikian bahwa berapa puluh miliar dan seratus delapan itu seperti ada yang di sini (salinan berkas yang dia bawa) ini adalah data yang palsu. Karena nama saya belum ada di pemeriksaan atau BAP-nya Matheus Joko," sambungnya.
Effendi pun bicara mengenai keterkaitan dia dengan program bansos. Ia hanya pernah membahas dalam seminar riset bansos pada 23 Juli 2020. Saat itu, ia datang sebagai pembawa acara atau fasilitator, di mana salah satu pembicaranya adalah Ray Rangkuti.
Menurut dia, poin seminarnya adalah agar kuota bansos tidak diserahkan kepada korporasi besar alias 'dewa'. Tetapi diberikan kepada UMKM kecil. Namun terlepas dari itu semua, ia memastikan bahwa dirinya sama sekali tak terlibat dalam kasus bansos, termasuk soal aliran dana.
ADVERTISEMENT
"Ini yang menarik adalah gini, kan saya sudah dipanggil nih dan tadi sudah terbukti saya tidak ada hubungannya dengan CV (perusahaan) apa lah itu yang disebutkan. Saya juga enggak pernah terima aliran dana," kata dia.
"Nah pertanyaan yang paling terakhir adalah gini, saya kan sudah dipanggil nih, kalau KPK benar-benar menegakkan keadilan, yang besar-besar kapan nih dipanggilnya?" pungkasnya. Ia tak menjelaskan siapa pihak-pihak yang besar tersebut.
Menteri Sosial Juliari P Batubara mengenakan baju tahanan KPK usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Minggu (6/12). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Sementara dalam kasus ini, KPK sudah menjerat sejumlah pihak, termasuk mantan Mensos Juliari Batubara serta dua anak buahnya, Adi Wahyono dan Matheus Joko.
Juliari Batubara diduga menerima suap hingga Rp 17 miliar. Suap itu dari para vendor bansos yang dapat paket supplier dalam bansos corona wilayah Jabodetabek. Suap diduga berasal dari permintaan jatah Rp 10 ribu dari tiap paket bansos yang disalurkan senilai Rp 300 ribu.
ADVERTISEMENT