Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dua serangan teroris di Katedral Makassar dan Mabes Polri Jakarta mencengangkan warga. Aksi itu hanya berselang beberapa hari.
ADVERTISEMENT
Uniknya, para pelaku yang tewas sama-sama meninggalkan surat wasiat. Isinya juga memiliki kemiripan.
Pengamat terorisme yang juga merupakan mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas, mengungkap fenomena aksi terorisme di Tanah Air yang belakangan ini terjadi.
Nasir mengatakan, aksi teror yang dilakukan Zakiah Aini di Mabes Polri , dan suami istri bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Lukman dan Dewi, merupakan orang yang gagal memahami makna jihad.
“Dua pasang suami istri di Makassar, Zakiah Aini, mereka melewati ini (proses perekrutan) dari surat wasiatnya kita tahu. Ada gagal paham. Ada intolerannya,” kata Nasir dalam webinar yang diselenggarakan Universitas Budi Luhur, Selasa (6/4).
Nasir menuturkan, keterbukaan media sosial membuat Zakiah Aini mudah mendapatkan materi paham terorisme. Sayangnya, Zakiah menelan bulat-bulat pemahaman sesat yang diperolehnya.
ADVERTISEMENT
“Mereka jadi terdorong melakukan aksi terorisme. Zakiah Aini apa yang dibaca dan dia tonton di medsos. Sehingga dia gagal paham. Melakukan aksi siap untuk mati,” ujar Nasir.
Lebih lanjut, Nasir mengajak masyarakat tidak terjerat dengan materi propaganda yang diberikan kelompok radikal. Sebaiknya setiap kabar yang didapat dari media sosial harus dipastikan kebenarannya.
“Saat masyarakat tidak pandai menyaring, dan tertarik dengan hujjah yang mereka berikan ini akan terbawa oleh arus,” tandasnya.