Eksklusif Menlu: RI Negara Pertama di Luar NATO Evakuasi WN dari Afghanistan

21 Agustus 2021 21:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan berada di bus usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) dini hari. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan berada di bus usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) dini hari. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Sebanyak 26 WNI dan beberapa warga asing berhasil dievakuasi dari Afghanistan. Kondisi negara tersebut mencekam usai dikuasai Taliban.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara eksklusif kumparan bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, proses evakuasi lewat bandara Kabul di Afghanistan cukup panjang.
Dia mengatakan, untuk periode awal hanya negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang bisa melakukan evakuasi. Oleh sebab itu, evakuasi yang dilakukan Indonesia sangat istimewa.
Sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) dini hari. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Hal ini karena tidak semua negara di luar NATO yang bisa melakukan evakuasi dalam waktu cepat seperti Indonesia. RI bukan anggota NATO.
"Per 19 Agustus maka negara-negara yang sudah mengevakuasi itu baru negara NATO, USA, UK, Jerman, Prancis, Spanyol, Belanda, Denmark, Polandia, Ceko, ada Jepang, ada Australia, Turki, memang negara-negara NATO yang sudah," kata Retno kepada kumparan Sabtu (21/8).
"Jadi kita mungkin satu di antara sedikit non-NATO yang akhirnya bisa diberikan izin mendarat dan melakukan evakuasi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan kemudahan yang didapat saat evakuasi merupakan bentuk dari kekuatan hubungan bilateral yang baik antara Indonesia dengan berbagai negara.
"Kita berhubungan baik dengan semua negara ini yang sering saya sebut inilah aset diplomasi kita yang setiap saat bisa kita hidupkan untuk dalam hal-hak kayak gini, itu betul-betul sangat membantu," ucap Retno.
"Bisa dibayangkan kalau kita tidak memiliki aset diplomat yang kuat kita pasti memiliki masalah yang banyak," tegas Retno.
Sejak berkuasanya Taliban, NATO menyatakan sudah 18 ribu orang yang berhasil dievakuasi keluar dari Afghanistan. Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah.