Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Eropa Susun Rencana Perdamaian Perang Ukraina usai Zelensky Diusir Trump
3 Maret 2025 12:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Para pemimpin Eropa sepakat menyusun rencana perdamaian untuk Ukraina dan membawanya ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini diharapkan dapat memastikan jaminan keamanan bagi Kiev.
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer menyampaikan inisiasinya pada Minggu (2/3), dan menyebutnya sebagai langkah konkret untuk menahan agresi Rusia.
Kesepakatan ini lahir dalam pertemuan puncak di London, hanya dua hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berselisih dengan Presiden AS Donald Trump dan mempercepat kepulangannya dari Washington.
Melihat ketidakpastian dukungan AS, Eropa ingin memperkuat posisinya dengan meningkatkan anggaran pertahanan dan membangun strategi yang dapat diterima Washington. Pertemuan itu pun dihadiri PM Kanada, Justin Trudeau.
“Ini bukan saatnya untuk bicara lagi. Saatnya bertindak, memimpin, dan bersatu dalam rencana baru untuk perdamaian yang adil dan abadi,” kata Starmer, seperti diberitakan Reuters.
Tekanan Eropa untuk Jaminan AS
Para pemimpin Eropa belum mengungkap detail rencana mereka.
Namun, sebelum pertemuan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan rencana tersebut mungkin mencakup gencatan senjata satu bulan untuk serangan udara dan laut, sementara pertempuran darat tetap berlangsung.
ADVERTISEMENT
Jika kesepakatan lebih besar tercapai, pasukan Eropa bisa dikerahkan sebagai penjaga perdamaian. Meski belum jelas apakah semua negara sepakat dengan usulan ini.
Zelensky menyambut dukungan Eropa dan menekankan pentingnya kerja sama dengan AS.
Dalam pidato video malam harinya, ia menyatakan diplomasi akan terus berjalan demi perdamaian, bukan hanya untuk Ukraina, tetapi juga bagi seluruh Eropa dan Amerika.
Sementara itu, Zelensky menegaskan Ukraina tidak akan menyerahkan wilayahnya dalam negosiasi apa pun.
Ia juga menyatakan kesiapan untuk menandatangani kesepakatan mineral dengan AS, sebagai bagian dari strategi membangun kembali hubungan dengan Trump setelah ketegangan di Gedung Putih.
Strategi Eropa Hadapi Trump
Perselisihan Zelensky dan Trump memicu kekhawatiran bahwa AS bisa menarik dukungan atau memaksakan kesepakatan damai yang lebih menguntungkan Rusia.
ADVERTISEMENT
Eropa berusaha menghindari skenario ini dengan menunjukkan kesiapan untuk membela diri.
Menurut Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, diperlukan peningkatan anggaran pertahanan agar Eropa mampu menjaga keamanannya sendiri.
“Ukraina harus menjadi landak baja yang tidak bisa ditelan oleh calon penjajah,” ujarnya.
Eropa berharap dapat meyakinkan Trump bahwa mereka mampu bertahan tanpa ketergantungan penuh pada AS, tetapi tetap memerlukan dukungan Washington dalam bentuk perlindungan udara, intelijen, dan jaminan keamanan terhadap kemungkinan agresi Rusia di masa depan.
Trump dan Perubahan Sikap AS
Trump telah mengubah pendekatan AS terhadap perang ini sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari.
Ia secara terbuka menyatakan bahwa Ukraina harus mengambil tanggung jawab lebih besar dan mengkritik Zelensky karena dianggap kurang berterima kasih atas bantuan AS.
ADVERTISEMENT
“Kita seharusnya menghabiskan lebih sedikit waktu mengkhawatirkan Putin, dan lebih banyak waktu mengkhawatirkan geng kriminal, bandar narkoba, dan imigran ilegal yang masuk ke negara kita,” tulis Trump di Truth Social pada Minggu malam.
Baru satu bulan menjabat sebagai Presiden AS, Trump juga membuat keputusan mengejutkan dengan menelepon Putin tanpa peringatan dan mengirim delegasi ke Arab Saudi untuk berdiskusi dengan Rusia tanpa melibatkan Ukraina atau Eropa.
Zelensky pun menanggapi kritik dalam pertemuan itu dengan menegaskan bahwa negaranya selalu berterima kasih atas dukungan AS. Namun, ia mengakui pertemuan dengan Trump di Ruang Oval berlangsung sulit.
“Saya yakin hubungan ini bisa diperbaiki, tapi pembicaraan berikutnya harus lebih tertutup,” katanya.
Diplomasi Eropa dan Tantangannya
Eropa kini berusaha memastikan Ukraina tetap menjadi bagian dari negosiasi perdamaian, bukan hanya objek dari kesepakatan yang dinegosiasikan Washington dan Moskow.
ADVERTISEMENT
Starmer berupaya menjadi penghubung antara Eropa dan AS untuk memastikan solusi yang tidak merugikan Kiev.
Setelah pertemuan di London, Zelensky melanjutkan perjalanan ke kediaman Raja Charles di Inggris timur untuk mengamankan dukungan lebih lanjut.
Di Washington, pemerintahan Trump terus menekan Zelensky. Penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz menyatakan bahwa Amerika membutuhkan pemimpin Ukraina yang bersedia mengambil langkah konkret untuk mencapai perdamaian, tetapi belum jelas apakah Zelensky siap melakukannya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut Eropa hanya memperpanjang konflik dengan terus mendukung Ukraina melalui rencana baru ini.