Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berbatasan di sebelah Utara dengan Selat Wetar, sebelah Timur dengan Laut Maluku, sebelah Selatan dengan Laut Timur dan sebelah Barat dengan Nusa Tenggara Timur (NTT ), terdapat sebuah negara berdaulat dengan sistem pemerintahan republik demokrasi yaitu Timor Leste .
Lokasi tepatnya berada di antara 123º 25 - 127º Bujur Timur dan antara 8º17 ̍10º ̍Lintang Selatan dengan luas wilayah 14.874 KM persegi.
Berdasarkan sejarahnya Timor Leste pernah menjadi wilayah bekas jajahan bangsa Portugis dan pernah menjadi bagian dari Provinsi ke-27 Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kemudian menjadi negara independen setelah memisahkan diri dari Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) atau República Democrática de Timor Leste.
Pemisahan dengan Republik Indonesia terjadi setelah diadakan referendum pada 30 Agustus 1999, dengan hasil 78,5 persen warga memilih Timor Timur memisahkan diri dari Republik Indonesia, sehingga pada tanggal 20 Mei 2002 negara Timor Leste secara resmi dideklarasikan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Dua puluh tahun sejak restorasi kemerdekaan, sejumlah monumen peninggalan Republik Indonesia pun hingga kini masih kokoh berdiri, ialah Taman Makam Pahlawan Seroja Dili yang merupakan pemakaman militer bagi tentara Indonesia (ABRI) yang gugur selama bertugas di Timor-Timur antara kurun waktu 1975-1999. Pemakaman ini terletak tidak jauh dari pemakaman Santa Cruz yang berada di Kota Dili. Menjadi satu-satunya makam pahlawan yang dimiliki Indonesia yang berada di luar negeri.
Kemudian patung Yesus Kristus atau Cristo Rei ialah patung Kristus yang dibangun di ketinggian 90 mdpl di atas bukit Tanjung Fatucama bagian timur kota Dili. Patung ini didesain oleh Mochamad Syailillah dengan tinggi 27 meter yang bertujuan untuk memperingati integrasi Timor-Timur ke Republik dan menjadi provinsi Indonesia yang ke 27. Patung Cristo Rei ini diresmikan Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto pada 15 Oktober 1996.
Sebagai negara dengan sejarah perjuangan yang melibatkan satu sama lain, Indonesia dan Timor Leste memiliki kedekatan yang terbilang unik. Ketika negara lain yang terpisah akibat konflik cenderung memiliki hubungan bilateral yang kurang baik maka Indonesia dan Timor Leste justru menjalin kerja sama yang sangat erat.
Indonesia menjadi mitra dagang terbesar Timor Leste dengan menyuplai hampir 80 persen kebutuhan rumah tangga masyarakat di Timor Leste, komoditas ekspor menuju Timor Leste didominasi oleh kebutuhan rumah tangga, seperti sembako, air mineral, dan furniture. Indonesia dan Timor Leste merupakan contoh dari keberhasilan suatu rekonsiliasi.
Erat nya persahabatan Indonesia dengan Timor Leste ini pun ditandai dengan Konstitusi Timor Leste yang mengatur bahwa Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa kerja (working language), meskipun dahulu sempat bersikeras menolak.
Pengakuan tersebut terlihat di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahkan masyarakat Timor Leste yang fasih dalam berbahasa Indonesia pun memiliki kecenderungan untuk menyaksikan sinetron dari siaran televisi lokal milik Indonesia.
Sejarah Restorasi Kemerdekaan Timor Leste tidak akan pernah luput dari peran serta Bacharuddin Jusuf Habibie, Kisah B.J. Habibie akan selalu hidup di tengah masyarakat Timor Leste dan sosoknya akan selalu dikenal sebagai seorang pahlawan atas jalan panjang kemerdekaan Timor Leste.
Oleh karenanya sebagai bentuk penghargaan serta penghormatan rakyat dan pemerintah Timor Leste terhadap jasa Presiden Ketiga Republik Indonesia, Pemerintah Timor Leste membangun jembatan dengan panjang 78 meter dan lebar 11,5 meter tersebut menghubungkan jalan Avenida dos Direitos Humanos dan salah satu obyek wisata Cristo Rei, patung Yesus Kristus yang diberi nama Jembatan B.J. Habibie yang berada di Ibu Kota Dili.