Esai Foto: Sang Pemburu Terakhir dari Hutan Kalimantan

8 Juli 2023 15:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bersiap berburu: Akim (paman) Asut membawa tombak untuk berburu di kawasan hutan Gunung Batu Benau, Desa Sajau Metun, Kabupeten Bulungan, Kalimantan Utara. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bersiap berburu: Akim (paman) Asut membawa tombak untuk berburu di kawasan hutan Gunung Batu Benau, Desa Sajau Metun, Kabupeten Bulungan, Kalimantan Utara. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dengan cepat tangan Ngakukop dan anaknya, Siti, menggali tanah ketika menemukan tanaman umbi saat berburu makanan bersama keluarga di kawasan Hutan Gunung Batu Benau, Desa Sajau Metun, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Pakaian Suku Punan Batu: Tiga orang wanita Punan Batu mengenakan pakaian dari kulit kayu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pakaian Suku Punan Batu: Tiga orang wanita Punan Batu mengenakan pakaian dari kulit kayu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Kawasan Hutan Benau itu dihuni oleh masyarakat Suku Punan Batu Benau Sajau yang merupakan suku pemburu dan peramu terakhir di Kalimantan. Mereka menggantungkan kebutuhan hidup dari hasil hutan dengan cara berburu dan meramu.
Berburu bersama anak: Ngakukop (kiri) dan anaknya Siti berjalan di hutan saat berburu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Suku Punan Batu yang tersisa sekitar 103 individu itu hidup secara semi nomaden di pondok-pondok yang mereka bangun di tengah hutan dan di dalam gua karst kawasan hutan.
Lintasi Jembatan: Ngakukop (kanan), Manik (kiri) dan Siti (tengah) menyeberangi jembatan kayu di tengah hutan saat berburu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Dalam kesehariannya, mereka berjalan kaki menelusuri hutan untuk mencari makan seperti umbi-umbian, binatang, dan madu. Namun, sejak beberapa tahun lalu mereka kesulitan mendapatkan hewan buruan untuk dimakan.
ADVERTISEMENT
Mengambil Umbi: Salah satu keluarga Suku Punan Batu menggali tanah untuk mengambil umbi saat berburu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Menurut seorang tetua Suku, Punan Akim (paman) Asut, mencari hewan buruan saat ini sudah sulit. Hal ini disebabkan adanya aktivitas perkebunan kelapa sawit dan ladang palawija yang mulai berekspansi ke area hutan. Ditambah belum adanya lagi musim buah di hutan yang menyebabkan madu jadi sulit dicari.
Ubi hutan: Ubi Bulat Abat yang didapatkan saat berburu. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
“Kami ingin hutan ini tetap terjaga dan aman. Di hutan ini kami mencari hidup dan mencari makan, mencari hewan buruan dan umbi-umbian”, kata Akim Asut.
Penanda wilayah: Warga Punan Batu membuat kode lokasi di mana mereka tinggal. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Ruang hidup Masyarakat Punan Batu saat ini berada di dalam area konsesi HPH (Hak Pengusahaan Hutan) milik PT Inhutani.
Pondok suku Punan Batu: Warga Suku Punan Batu membangun tempat duduk bersama di kawasan pondok mereka. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Untuk melindungi keberlangsungan hidup Suku Punan Batu Benau Sajau, Pemerintah Kabupaten Bulungan memberikan Surat Keputusan Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (MHA) sebagai legalitas untuk memperkuat eksistensi masyarakat adat.
Memasak: Warga suku Punan Batu memasak hasil buruan di area pondok hunian. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Surat pengakuan MHA itu menjadi komitmen pemerintah dalam menjamin hidup masyarakat Suku Punan Batu Benau Sajau mempertahankan kearifan lokal dan budaya agar tidak hilang.
Gunakan daun: Warga Suku Punan Batu membuat kanopi untuk pondok dari daun. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Hutan menjadi kebun sawit: Foto aerial perkebunan kelapa sawit warga yang berada di kawasan hutan tempat masyarakat Suku Punan Batu berburu mencari makan. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Hutan Gunung Batu Benau: Foto aerial kawasan hutan Gunung Batu Benau, Desa Sajau Metun, Kabupeten Bulungan, Kalimantan Utara. Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO