Esai Foto: Teror Polusi Visual APK Caleg

31 Desember 2023 8:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tertutup Pohon: Pohon menutupi alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 yang terpasang di Cipinang Indah, Jakarta Timur. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tertutup Pohon: Pohon menutupi alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 yang terpasang di Cipinang Indah, Jakarta Timur. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hari pencoblosan pemilu 2024 semakin dekat. Spanduk, atribut atau alat peraga kampanye (APK) merajalela di mana-mana, membuat penjuru kota tercemar ‘polusi visual’ yang mengganggu pemandangan.
Wajah para calon wakil rakyat 'nangkring' seenaknya. Ia tak pilih-pilih tempat.
Melintas di dekat APK: Sejumlah kendaraan melintas di samping alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 yang terpasang di Kalibata, Jakarta Selatan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Cobalah sejenak perhatikan kondisi di luar sana, kini tampak meriah bin semrawut dikelilingi spanduk dan poster calon presiden maupun calon anggota legislatif yang ikut serta pada Pemilu 2024.
Pembuatan APK: Sejumlah pekerja melakukan pengerjaan alat peraga kampanye di kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (28/12/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Ragam atribut kampanye dan spanduk caleg membuat sumpek pemandangan. Ada yang ditempel di tiang listrik, dipaku di pohon, atau diikat di pagar.
Dijadikan alas tempat duduk: Sejumlah warga duduk di atas alat peraga kampanye (APK) yang sudah tidak terpakai di Bekasi, Jawa Barat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mereka terpampang serampangan, tak peduli enak dilihat atau tidak. Seolah pemasangnya tak acuh apakah wajah caleg-caleg itu bakal dilirik oleh pengguna jalan yang melintas atau tidak.
Mengotori Pemandangan: Alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 terpasang di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bagi calon pemilih, komunikasi politik yang dijalankan para caleg lewat iklan politik dan APK dianggap fatamorgana. Seolah membela dan melayani rakyat. Tetapi sejatinya justru terlihat tidak merakyat.
Kumpul di dekat APK: Warga duduk di dekat alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 yang terpasang di Manggarai, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Belum lagi nanti jika musim pemilu usai, di manakah atribut kampanye itu bermuara? Seperti apa wujudnya? Apa akan dijadikan alas untuk rumah makan, dipakai alas tidur bagi warga tunawisma atau berakhir di tempat pembuangan sampah?
Semrawut: Alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 terpasang di sebuah pohon di Manggarai, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sejatinya, masyarakat tidak butuh kampanye politik transaksional di ruang publik. Masyarakat tidak ingin menjumpai iklan politik dan APK milik caleg pas foto yang kehadirannya menjadi polusi visual.
Dipasang di pohon: Alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 terpasang di sebuah pohon di Kalibata, Jakarta Selatan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dengan kata lain, dibutuhkan bentuk kampanye politik yang mampu menggugah masyarakat untuk bersama-sama berkarya nyata guna memecahkan permasalahan yang paling dekat dengan warganya.
Dipasang di JPO: Alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 terpasang di jembatan penyeberanagan orang (JPO) di Salemba, Jakarta Pusat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Untuk itu, sudah saatnya calon anggota legislatif, tim sukses, dan petinggi parpol sadar lingkungan untuk menata iklan politik dan APK di ruang publik. Hal itu wajib mereka lakukan agar tidak menimbulkan ancaman visual berupa sampah visual iklan politik dan APK.
Menghalangi Pemandangan: Alat peraga kampanye (APK) Pemilu 2024 terpasang di Caman, Bekasi, Jawa Barat. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan