Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Fahri Hamzah Cerita Alasan KIM Pilih Gibran Jadi Cawapres: Butuh Simbol
25 Oktober 2023 2:23 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah , buka-bukaan soal alasan Koalisi Indonesia Maju (KIM) memilih putra sulung Presiden Jokowi sekaligus Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres Prabowo Subianto. Ia bercerita, tak mudah memilih cawapres yang bisa diterima oleh seluruh parpol KIM.
ADVERTISEMENT
"Memang enggak mudah. Sehingga kemudian kita memerlukan satu figur yang kira-kira akan mudah juga dipahami, dimengerti, dan diterima oleh semuanya," kata Fahri Hamzah dalam talkshow Info A1 kumparan yang tayang Selasa (24/10) malam.
"Dan kita diuntungkan oleh adanya keputusan MK bahwa kemudian, salah satu yang diincer itu, Mas Gibran, masuk di situ dan akhirnya sekarang kita terima," lanjutnya.
Ia menyebut, Gibran dianggap sebagai simbol yang bisa melanjutkan pencapaian pemerintahan Jokowi. Fahri menilai, jangan sampai pergantian presiden membuat proyek yang sudah dibangun oleh pemimpin sebelumnya malah ditinggalkan dan mangkrak.
"Jangan semua presiden baru, 'Wah nanti yang lama kita hapuskan' mangkrak lagi. 'Wah ini diubah lagi, sistem ini udah berubah', besok mangkrak lagi. Lho yang rugi siapa? Rakyat. Yang biayai pembangunan yang dibikin mangkrak itu uang siapa? Uang rakyat. Kan enggak boleh begitu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Ini kami itu memikirkan gitu ya, siapa yang bisa menjadi simbolisasi dari keberlanjutan dari pemerintahan ini," ungkap Fahri.
Ia mengakui, sebenarnya pembahasan soal siapa yang bakal mendampingi Prabowo di Pilpres 2024 berjalan cukup alot. Ada beberapa nama kuat yang muncul dan dianggap bisa merepresentasikan keberlanjutan pemerintahan Jokowi, salah satunya adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
"Tapi ada persoalan di partai-partai lain. Ini sekali lagi kita enggak ngerti, karena ini sistem. Mau kita bahas kayak apa susah. Di partai-partai itu ternyata ada orang yang punya hubungan lama, pernah dagang dengan calon ini, punya cerita jelek dengan si ini," jelas Fahri.
"Kita enggak tahu ini, karena sistemnya enggak ada. Memang kita cari simbol, dan simbolnya yang paling pas ya orang yang kita anggap melekat dengan Pak Jokowi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai simbol keberlanjutan program Jokowi, Gibran juga dianggap bisa mewakili anak muda dan memanfaatkan bonus demografi di Indonesia. Gibran, kata Fahri, juga diharapkan bisa menjangkau pemikiran anak-anak muda yang tak dipahami oleh generasi-generasi di atasnya.
"Kekuatan Indonesia ke depan kan di pemimpin-pemimpin muda ini, dan pentingnya Gibran ada di situ ya dalam rangka itu. Dia harus memanage ini, ledakan demografi bonus beserta imajinasinya. Karena demografi bonus itu bukan saja fisik orang, tapi gagasan orang, pikiran orang, imajinasi dari anak-anak muda yang seperti tidak tertampung dalam negara sekarang ini," pungkasnya.
Tonton cerita Fahri Hamzah selengkapnya pada video di bawah ini:
Live Update