Fakta Baru Kasus Dokter Aborsi 20 Wanita di Bali: Bergelimang Harta; Dibantu ART

17 Mei 2023 8:49 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter gigi inisial Kaw yang membuka bisnis praktik aborsi ilegal di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dokter gigi inisial Kaw yang membuka bisnis praktik aborsi ilegal di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Dokter gigi Ketut Arik Wiantara (53 tahun) ditangkap lantaran membuka layanan praktik aborsi di rumahnya di Gang Bajangan, Jalan Raya Padang Luwih, Kelurahan Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
ADVERTISEMENT
Polisi sempat mengungkap jumlah wanita yang diaborsi oleh Ketut mencapai 1.338 perempuan. Jumlah ini berdasarkan kurun waktu April 2020 hingga Mei 2023.
Ternyata, jumlah perempuan yang diaborsi Ketut tidak mencapai ribuan. Jumlah perempuan yang diaborsi hanya 20 orang.
Kasubdit VI Ditreskrimsus Polda Bali AKBP Nanang PRI Hasmoko menuturkan, sebanyak 1.338 perempuan itu merupakan pasien yang sempat konsultasi dengan Arik.
Bentuk konsultasi berupa masalah kandungan, telat menstruasi, dan keinginan untuk menggugurkan kandungan. Arik sendiri mengaku telah melakukan aborsi terhadap 20 perempuan.
"1.338 pasien yang terdata di bukunya dari tahun 2020 sampai saat ini Mei 2023 itu pasien-pasien yang ngontrol, konsultasi. Dari itu semua mungkin melakukan aborsi 20 kali, 20 orang, pengakuannya," katanya saat ditemui di Polda Bali.
ADVERTISEMENT
Polisi masih mendalami lebih lanjut terkait kepastian jumlah pasien Arik. Polisi saat ini masih kesulitan mencari pasien. Hal ini lantaran Arik tidak mencatat identitas pasien dengan lengkap. Hanya nama tanpa alamat, nomor telepon atau email.
"Dari situ kita memang belum menemukan orangnya langsung yang diperiksa itu karena di situ cuma nama saja, jadi susah," kata Nanang.
Barang bukti yang diamankan dari dokter gigi inisial Kaw yang membuka bisnis praktik aborsi ilegal di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan

Kata Tetangga soal Dokter Aborsi 1.338 Wanita

Arik merupakan residivis dalam kasus ini. Arik dua kali divonis bersalah terkait kasus yang sama pada 2005 dan 2009.
Belakangan terungkap Arik memiliki sejumlah rumah, salah satunya di Jalan Petanu, Gang Gelatik Nomor V, Panjer, Denpasar Selatan. Dia tinggal di sana sudah puluhan tahun.
Salah satu pembaca kumparan, Isa--bukan nama sebenarnya-- ternyata sempat menjadi tetangga Arik selama setahun pada 2022-2023. Ia adalah seorang pekerja yang ngekos di rumah milik Arik.
ADVERTISEMENT
Isa bercerita, Arik sehari-hari tinggal di rumah mewahnya di Panjer itu. Rumah paling mewah, berlantai 3.
“Itu rumahnya besar sekali, kos-kosan 3 lantai. Memang orang kaya di lingkungan situ, pokoknya bangunan paling bagus di sepanjang jalan itu. Saya suka kos di situ karena harganya murah untuk kos komplet fasilitas lengkap,” kata Isa saat berbincang dengan kumparan.
“Harganya jauh di bawah kos sekitarnya, cuma Rp 1 juta sebulan padahal di lingkungan yang sama bisa Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta. Jadi beliau memang kasih harga murah,” sambungnya.
Rumah Mewah Ketut Arik dokter gigi pengaborsi di Panjer, Denpasar, Bali. Foto: kumparan
Rumah Mewah Ketut Arik dokter gigi pengaborsi di Panjer, Denpasar, Bali. Foto: kumparan
Kata Isa, Arik tinggal di situ bersama anaknya. Tak cuma rumahnya yang besar, sepenglihatan Isa, ada deretan mobil mewah di kediaman dokter gigi yang tak terdaftar di IDI Bali tersebut.
ADVERTISEMENT
“Punya Fortuner, punya Rush, punya Jazz, punya Harley Davidson, anak SMA aja itu punya CBR 250, punya motor listrik. Itu punya Pak Arik sendiri, saya tahu persis. Sering pakai Pak Arik, Harley Davidson juga punya 1. Termasuk orang kaya di situ,” jelas dia.
Ia memastikan bahwa aset-set itu milik Arik dan keluarga. Isa menambahkan, Arik sering juga keluar rumah menggunakan Harley Davidson-nya.
Menurutnya, keseharian Arik juga tak tampak seperti seorang dokter. Beda dengan tetangganya yang sering terlihat pakai setelan putih khas dokter, Arik tidak demikian.
Bahkan tak ada plang praktik dokter gigi juga di rumahnya. Namun dari sikap, menurut Isa, Arik terhitung ramah.
“Waktu pertama saya kos juga dia memperkenalkan diri sebagai dokter. Tapi bukan dokter gigi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, yang kos di tempat Arik rata-rata perempuan muda. Kebanyakan anak SMA.
Dokter gigi inisial Kaw yang membuka bisnis praktik aborsi ilegal di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan

Saat Ditangkap, Dokter Gigi di Bali Baru Selesai Aborsi Perempuan Dibantu ART

Arik ditangkap saat baru saja selesai melakukan aborsi terhadap pasien usia 21 tahun di rumahnya, Senin (8/5).
Rumah Arik berada di Gang Bajangan, Jalan Raya Padang Luwih, Kelurahan Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.
"Pukul 21.30 Wita lalu penyidik melakukan penggerebekan di lokasi tersebut dan mendapati tersangka dokter A sedang baru saja selesai satu orang pasien," kata Wadireskrimsus Polda Bali AKBP Ranefli Dian Candra.
Arik melakukan praktik aborsi dibantu oleh seorang asisten rumah tangga (ART). Polisi tidak menemukan barang bukti janin saat penggerebekan.
Lokasi rumah yang dijadikan Kaw melakukan praktek aborsi di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan

Melihat Rumah Dokter Gigi di Bali yang Aborsi 20 Perempuan

kumparan mendatangi rumah Arik yang terletak di kawasan indekos dan kontrakan. Garis polisi terpasang mengelilingi rumah bercat hijau itu.
ADVERTISEMENT
Bagian luar bangunan tampak tua dan ditutup pagar setinggi 1,5 meter. Rumah dipasangi dua unit CCTV yang terletak ke arah jalan masuk gang dan depan pagar.
Dinding dan lantai rumah dilapisi keramik biru dan hijau. Pintu rumah didesain dengan pintu gebyok dan dihiasi lukisan perempuan dengan bahan dasar keramik. Rumah yang dililit garis polisi itu tampak sepi, semua pintu dan jendela tertutup. Tidak terlihat aktivitas yang terpantau.
Suryani, salah satu warga sekitar, tidak tahu Arik membuka praktik aborsi. Hal ini karena interaksi yang minim.
"Dia masang palang, sih, tapi enggak tahu dokter apa. Saya juga enggak terlalu bertanya sama warga," kata Suryani yang sudah 10 tahun tinggal di kawasan tersebut.
Lokasi rumah yang dijadikan Kaw melakukan praktek aborsi di Bali. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Warga lain bernama Made menyatakan, rumah Arik sering tampak sepi. Arik biasanya datang ke rumah itu sekitar pukul 18.00 WITA. Made menduga Arik tidak menetap di rumah itu.
ADVERTISEMENT
"Ada apa di situ, kegiatan apa di situ, kurang tahu," katanya.
Mereka mengaku kaget ketika polisi datang ke lokasi dan memasang garis polisi. Sebab selama ini tidak terlihat aktivitas mencurigakan di sana. Soal banyak atau tidaknya tamu/pasien yang datang, mereka juga tidak tahu.

Rekam Jejak Dokter Gigi di Bali yang Aborsi 20 Perempuan

Meski seorang dokter gigi, Ketut Arik tidak terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ia juga tidak punya izin praktik untuk melakukan aborsi maupun untuk praktik dokter gigi.
Kemampuannya melakukan aborsi didapat secara otodidak dari buku-buku kedokteran dan informasi di internet. Dia juga membeli sendiri peralatan untuk aborsi serta obat-obatan lewat internet.
"Yang bersangkutan adalah dokter gigi jadi tidak nyambung dengan profesinya tapi belum pernah terdaftar di IDI. Dia justru tidak pernah melakukan praktik dokter giginya," kata Dian.
ADVERTISEMENT
Pasien Ketut Arik rata-rata masih muda. Ada yang pelajar SMA, mahasiswi dan pekerja.
Ia mengaku berani melakukan aborsi ilegal karena ingin menolong para pasien tersebut.
Dalam menjalankan bisnis aborsi ilegal ini Ketut Arik terbilang berani. Sebab ia mempromosikan jasanya lewat internet hingga masyarakat mudah menemukannya.
Warga yang resah melaporkan keberadaan aborsi ilegal itu ke polisi. Rumah Ketut Arik di Jalan Raya Padang Luwih, Kelurahan Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, yang jadi tempat praktik itu lalu digerebek polisi pada Senin (8/5). Saat digerebek ia sedang melakukan aborsi kepada perempuan berusia 21 tahun.