Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap 6 tersangka kasus penrancangan demo rusuh dan penggagalan pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Setelah memeriksa para tersangka Polisi mengungkap sejumlah fakta terkait rencana mereka;
Pakai Sandi Mirror
ADVERTISEMENT
Mereka diketahui berkomunikasi menggunakan sandi 'mirror' melalui aplikasi WhatsApp (WA).
“Ada sandi 'mirror' di WA. Jadi komunikasinya dengan sandi 'mirror' agar banyak orang tidak tahu,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/10).
Salah satu dari 6 tersangka yang ditangkap berinisial SH. SH merupakan orang yang diminta Dosen IPB, Abdul Basith untuk mencari eksekutor saat rusuh demo dan penggagalan pelantikan Presiden. Saat ini, Abdul Basith sudah berstatus tersangka dan ditahan.
Argo menjelaskan, SH lalu membuat grup WA. Di dalam grup itu, sandi digunakan dalam keyboard ponsel seluler. Misalnya huruf ‘q’ dalam keyboard tersebut mereka ganti dengan huruf ‘p’. Mereka membolak-balikkan huruf agar komunikasi mereka tidak ketahuan orang lain.
Temukan Undangan Pelantikan Jokowi di Mobil B 1 RI
ADVERTISEMENT
Polisi telah mengamankan Irwannur Latubual, pemilik mobil Nissan Terra bernomor polisi B 1 RI. Ia ditangkap bersama sopirnya, Haryono Sangaji, lantaran mobilnya menghalangi jalur tamu undangan pelantikan Jokowi-Ma'ruf yang menginap di Hotel Raffles, Jakarta Selatan.
Saat menggeledah mobil tersebut, polisi tak hanya menemukan senjata tajam jenis parang, tapi juga undangan pelantikan Jokowi-Ma'ruf di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20/10).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono, mengatakan Irwannur mengaku mendapat undangan tersebut dengan cara membeli dari seseorang. Sehingga polisi masih mengusut siapa yang menjual undangan tersebut.
Terkait Kelompok Abdul Basith
Polisi terus mengembangkan kasus percobaan penggagalan pelantikan presiden dengan tersangka Dosen IPB Abdul Basith. Polisi kini menangkap 6 orang lainnya yang terlibat kelompok ini.
ADVERTISEMENT
“Kelompoknya berawal dari WA grup yang mengatasnamakan inisial F, yang anggotanya 123, dengan lima admin. Di grup itu membahas kegiatan yang akan dilakukan upaya untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di kantornya, Jakarta, Senin (21/10).
Grup WA tersebut diinisiasi oleh salah tersangka berinisial SH. Pelaku SH mengajak orang yang ada di grup tersebut untuk menggagalkan pelantikan Jokowi.
"Berkaitan dengan komunikasi AB (Abdul Basith) dan SH, kaitannya untuk menggagalkan pelantikan presiden. Rencananya menggunakan ketapel dan bola karet," kata Argo.
Siapkan 8 Ekor Monyet untuk Dilepas
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, selain menyiapkan bom ikan dan ketapel, mereka juga menyiapkan monyet. Monyet ini nantinya akan dilepas di Gedung DPR/MPR dan sekitar Istana Negara, Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ada juga ide dari kelompok ini yaitu melepas monyet di Gedung DPR. Sudah disiapkan 8 ekor, sudah dibeli, tapi belum dilepas,” kata Argo saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/10).
Dilepaskan kawanan monyet itu diharapkan akan membuat kegaduhan saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.
“Monyet akan dilepaskan di Gedung DPR dan Istana biar gaduh,” jelasnya.
Adapun keenam tersangka yang diamankan yakni, SH, E, FAB, RH, HRS, dan PSM. Keenam tersangka tersebut ditangkap di beberapa lokasi berbeda.