Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Fakta-fakta Kecelakaan Minibus Berisi Guru SD di Tol Boyolali
14 Juli 2024 8:43 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kecelakaan lalu lintas terjadi di KM 498+800, Tol Solo-Ngawi, tepatnya di wilayah Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (13/7) pukul 03.15 WIB. Akibat kejadian tersebut enam orang tewas.
ADVERTISEMENT
Kapolres Boyolali AKBP, Petrus Parningotan Silalahi, membenarkan adanya kejadian kecelakaan tersebut. Ada 20 orang penumpang minibus yang jadi korban dalam kejadian itu.
“Akibat kejadian tersebut 14 penumpang luka ringan, 6 meninggal dunia, 2 selamat,” kata Petrus, Sabtu (13/7).
Dia menyebut, dari hasil penyelidikan sementara kecelakaan ini bermula saat Isuzu Elf yang dikendarai Sukir (60) melaju dari arah timur (Surabaya). Sesampainya di lokasi, Isuzu Elf yang membawa 22 penumpang itu menabrak truk tronton yang melaju di depannya.
Satlantas Polres Boyolali dan Ditlantas Polda Jateng, kata dia, masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui pasti penyebab kecelakaan.
“Dugaan sementara sopir mengantuk. Kemudian bisa juga rem kendaraan tersebut blong. Kita masih dalami dugaan tersebut,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Bawa Rombongan Guru SD
Sukir merupakan salah satu korban selamat. Ia mengalami luka pada kaki kiri dan dirawat di RS Ortopedi Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).
“Korban selamat salah satunya adalah sopir minibus. Untuk korban meninggal ada balita berusia sembilan bulan,” kata Dwi, Sabtu (13/7).
Dia mengatakan, enam korban tewas sudah berada di RSUD Pandan Arang, Boyolali. Sedangkan korban luka-luka dirawat di empat rumah sakit, yakni RSUD Pandan Arang, RS UNS Solo, RS Ortopedi Sukoharjo, dan RS Moewardi Solo.
“Tujuan minibus rombongan wisata guru SD Al Falah Surabaya ini hendak rekreasi ke Gunung Kidul, Yogyakarta,” katanya.
Jenazah Dibawa ke Surabaya
BPBD Surabaya mengirimkan enam unit ambulans untuk menjemput jenazah korban kecelakaan maut tersebut.
ADVERTISEMENT
"Enam Ambulans untuk enam jenazah. Anggota BPBD yang menjemput," ujar Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, saat dikonfirmasi, Sabtu (13/7).
Hebi menyampaikan, Enam ambulans yang menjemput para jenazah telah berangkat sejak siang tadi menuju Boyolali.
"Sampai Ngawi yang menjemput. Perjalanan penjemputan," ucapnya.
Duka Keluarga Korban
Lima korban tewas dalam kecelakaan tersebut masih satu keluarga. Sedangkan satu lainnya merupakan pemandu wisata rombongan tersebut.
Firda Usatun Ni'mah (31) dan ibunya Luluk Maslicha (66) merupakan keluarga dari lima korban tewas tersebut. Mereka bercerita, rombongan mobil Elf tersebut berisi 22 orang yang berangkat dari Surabaya menuju Gunung Kidul, Yogyakarta, pada Jumat (12/7) sekitar pukul 22.00 WIB.
"Tujuannya mau ke Jogja. Sebenarnya ada raker SD di sini nggak ke mana-mana selama dua hari. Akhirnya yayasan ingin ajak refreshing guru-guru ke Jogja. Kebetulan Elf yang disewa adik saya yang nggak ada, saya nggak tahu Elf mana," ujar Firda saat ditemui di rumahnya, Sabtu (13/7).
ADVERTISEMENT
Firda menceritakan, ia sempat dihubungi oleh salah satu guru SD Darul Falah Surabaya yang tak ikut rombongan berlibur. Guru tersebut sempat menghubungi dini hari, tetapi tak terangkat.
Pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB, ia mendengar cerita dari tetangganya bahwa terjadi kecelakaan di Tol Solo-Ngawi.
Mendengar itu, Firda segera menghubungi kakak pertamanya yang ikut rombongan itu. Namun, kakaknya tersebut telepon duluan dan mengabarkan kabar duka tersebut.
"'Aku mau kasih kabar mobil kita kecelakaan. Yang tidak selamat itu yang tak tahu tiga orang. Anak usia 4 tahun, usia 9 bulan sama ibunya yang dari 9 bulan'," ucap Firda menirukan cerita kakak pertamanya.
"'Abi (KH Abdul Manan) sama adik terakhir (Achmad Rofiuzein) nggak tahu kabarnya. Ini aku berusaha untuk enggak nangis di sini, nggak bingung, yang penting cari mana keluargaku semua'," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Firda melanjutkan cerita dari kakaknya. Rombongan itu sempat berhenti di rest area sebelum terjadi kecelakaan. Kebanyakan rombongan waktu itu sedang tidur.
Kemudian, salah seorang guru membangunkan kakak Firda bahwa mobilnya terjadi kecelakaan hebat.
"'Ini kecelakaan gede (besar), tangi (bangun)'. Menyadarkan siapa saja yang sadar. Ngajak keluar dalam mobil," terangnya.