Fakta-fakta Ledakan di Monas yang Lukai 2 Anggota TNI

4 Desember 2019 5:04 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban ledakan di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Korban ledakan di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebuah ledakan terjadi di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12) pagi. Ledakan itu mengakibatkan dua anggota TNI mengalami luka.
ADVERTISEMENT
"Ya (ada ledakan). Semua sedang melakukan penyelidikan. Ada dari polisi juga," kata Kapendam Jaya Kolonel Zulhadrie saat dikonfirmasi.
Ledakan diduga berasal dari granat asap. Meski begitu, belum diketahui siapa pemilik dan bagaimana granat itu bisa masuk di dalam kawasan Monas.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta ledakan di Monas:
Anggota TNI menutup lokasi ledakan di Monas dengan tanah. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
Akibat ledakan yang terjadi di Lapangan Monas pada Selasa sekitar pukul 08.00 WIB itu, dua orang anggota TNI menjadi korban. Mereka adalah Serka Fajar dan Praka Gunawan.
Saat ini keduanya masih dalam perawatan dan dalam keadaan sadar. Mereka dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.
"Hasil sementara dari temuan kita yang pertama memang ada korban. Korban dua anggota TNI, yang sekarang sedang dirawat di RSPAD," kata Gatot dalam konferensi pers.
Konferensi pers terkait ledakan di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (3/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sementara Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono mengatakan akibat ledakan tersebut, kedua korban mengalami luka. Namun Serka Fajar mengalami luka parah di bagian tangan kiri, karena ia diduga memegang granat saat ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Serka Fajar ini yang kemungkinan dia tangan kirinya luka parah, karena saat ditemukan granat asap yang pegang dia (dengan) tangan kiri. Kondisi sekarang sadar," kata Eko.
Gatot mengatakan pihaknya masih mendalami asal ledakan itu. Diduga ledakan berasal dari granat asap.
"Temuan kedua ini granat asap yang meledak, mungkin anggota kita dapat barang darimana, kita sedang dalami," ucap Gatot.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono (kanan) dan Kombes Harry Kurniawan pada konferensi pers terkait
Gatot belum bisa menyimpulkan pemilik granat asap itu. Hingga saat ini masih dilakukan penyelidikan berasal dari mana granat itu.
"Karena anggota kita masih dilakukan pengobatan, masih dilakukan pengumpulan informasi nanti kami sampaikan," tutur Gatot.
Anggota Gegana Brimob Polri melakukan pemeriksaan TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sekitar pukul 08.30 WIB atau 30 menit setelah kejadian, anggota Polri dan TNI melakukan olah TKP. Petugas juga meminta pengunjung untuk keluar dari area Monas.
ADVERTISEMENT
Pintu masuk Monas dari Taman Pandang juga telah ditutup dan dijaga oleh petugas. Selain Monas yang disterilkan dari pengunjung, aparat juga mensterilkan jalan Medan Merdeka Utara.
Anggota Labfor Mabes Polri mengumpulkan barang bukti di TKP ledakan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (3/12). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, granat asap itu ditemukan dua anggota TNI terbungkus plastik di tanah. Saat dipegang oleh salah seorang anggota TNI, granat itu meledak.
"Sementara ini inisial F inilah yang pada saat kejadian dia memegang, makanya kedua tangannya luka. Dan korban lainnya Praka G (Gunawan) luka di pahanya," kata Yusri di Polda Metro Jaya.
Yusri menjelaskan, saat terjadi ledakan kedua korban masih sadar. Bahkan Serka Fajar sempat minta pertolongan.
"Kedua-duanya ini sadar, Serka F saat setelah ledakan sempat duduk. Yang Serka G ini kemudian yang berlari minta tolong ke temen-temen lain," ucap Yusri.
Ilustrasi granat asap. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pascaledakan di Monas, muncul informasi liar yang menyebut granat asap ini merupakan sisa pengamanan Reuni 212 yang berlangsung Senin (2/12). Namun, hal itu dibantah pihak Brimob.
“Kita (pengamanan) enggak lagi menggunakan itu (granat asap). Brimob sudah tak menggunakan itu. Itu poin pentingnya,” kata Wadankor Brimob Brigjen Abdul Rakhman kepada kumparan, Selasa (3/12).
Rakhman menjelaskan, pihaknya dalam pengamanan Reuni 212 hanya mempersiapkan gas air mata dan flang (bom asap), sebagai antisipasi terjadinya potensi keributan.
“Kami menggunakan bom asap atau flang,” ucap Rakhman.