Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan Facebook milik akun Laeliya Almushin bikin geger dunia maya. Ia bercerita tentang adanya seorang dosen sebuah universitas swasta Islam, yang sedang melakukan riset yang cukup sensitif. Belakangan, aksi pelecehan seksual terungkap.
ADVERTISEMENT
Laeliya awalnya tidak curiga akan pelecehan seksual ini. Lama-lama, Laeliya curiga karena i menemukan keanehan dari sang dosen salah satu Universitas Swasta Islam di Yogyakarta ini. Sang dosen bercerita terkait gaya hidup swinger -- aktivitas tukar pasangan yang terjadi antara suami istri.
Laeliya akhirnya risih, dan mengambil kesimpulan bahwa sang dosen hanya menikmati pengalaman bercerita terkait swinger dengan Laeliya.
Rupanya, korban tak hanya Laeliya. Beberapa korban lain juga merasakan hal serupa. kumparan sudah merangkum beberapa berita terkait curhat swinger berkedok riset oleh dosen di Yogyakarta ini, berikut rangkumannya.
Berkedok Riset, Dosen di Jogja Curhat soal Praktik Swinger
Laeliya menerima permintaan pertemanan sang dosen karena banyaknya mutual, atau teman yang sama antara ia dan dosen. Sang dosen menghubungi Laeliya dengan kedok riset.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir awalnya yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme gitu. Soalnya dia ngajar di institusi Islam gitu. Ternyata tralala. Dia bilang pernah baca status saya terkait riset PSK anak. Dia ingin tahu. Memang betul saya pernah riset tentang para korban PSK anak atas kerjasama dengan sebuah lembaga internasional," kata Laeliya, dalam status facebooknya, Sabtu (1/8) kemarin.
Ternyata, dosen ini berniat untuk melakukan riset praktik swinger secara detail. Ia pun mengaku akan menjalani riset dan praktik secara langsung. Lama kelamaan, Laeliya risih. Ia merasa ada sesuatu yang janggal. Terlebih ketika sang dosen terus menghubunginya dan menceritakan update tentang riset swinger tersebut.
"Saya jadi curiga kalau dia cuma sedang mencari pendengar cerita pengalaman praktik swingernya. Dan, dia menikmati bercerita itu. Riset kok gitu. Saya justru risih. Mungkin tindakannya itu juga semacam fetish? Senang menceritakan kehidupan seksualnya pada orang lain. Atau entah apa namanya," tulisnya di akhir.
ADVERTISEMENT
Geger Eks Dosen di Yogya Lakukan Pelecehan Modus Seks Swinger, Catut NU dan UGM
Setelah postingan Laeliya muncul ke permukaan, sebuah akun facebook bernama Bams Utara membuat pengakuan mengejutkan bahwa ia telah melakukan pelecehan seksual. Akun yang mengaku bernama Bambang Arianto tersebut mengunggah tulisan dan video soal fantasinya akan seks swinger.
"Saya Bambang Arianto ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu," tulis Bams Utara yang dilihat kumparan, Senin (3/8).
Selain itu, Bambang menyebut nama UGM dan NU dalam mencari target untuk melakukan pelecehan seksual. Ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatanya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya juga minta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama NU dan UGM dalam mencari target. Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini," tulisnya.
Kepada sang Istri, ia pun akan menceritakan semua pengalamannya. Pasalnya, perbuatanya selama ini tidak diketahui sang istri.
"Apa yang saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh istri saya. Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingi saya dalam melakukan terapi secara intensif ke psikolog maupun psikiater agar bisa terbebas dari penyimpangan ini," ujarnya.
Korban Pelecehan Modus Swinger di Jogja Temui Pelaku dan Tuntut Penjelasan
Selain Laeliya yang mengaku jadi korban, muncul lagi unggahan dari Deta Arta Sari yang juga merasa menjadi korban. Ia dan beberapa korban lain menemui pelaku secara langsung .
ADVERTISEMENT
"Hari Sabtu pelaku menulis permintaan maaf di FB, IG, Twitter setelah diminta Lely. Tapi dia berdalih penelitian. Hari Minggu (2 Agustus), aku ketemu. Orang itu Bambang Arianto namanya. Mantan dosen. Namanya sudah terbuka dengan tulisan dia sendiri itu," tulisnya pada Senin (3/8) tulis Deta di akun Facebook pribadinya.
Para korban ini ingin bertemu lantaran Bambang berniat mau minta maaf. Pertemuan pun terjadi, Bambang tak berkutik karena korban memiliki data lengkap para korban.
"Dia tak menyangka kami punya data. Akhirnya dia tak bisa mengelak dengan dalih penelitian. 'Iya saya salah mbak,' katanya. Kami konfrontir kelakuannya, termasuk apakah benar mendatangi psikolog puskesmas di Sleman dan onani di depan psikolog itu dan menyasar beberapa psikolog lain. Dia membenarkan," tulis dia.
ADVERTISEMENT
Illian tak menyangka, korban dari modus ini banyak. Ada sekitar ratusan korban yang terjerat dengan berbagai modus.
"Kutanya 'berapa banyak korban yang sudah dijapri mesum?' Dia bilang lupa karena banyak sekali. Dia mengakui aktif mencari tempat 'curhat' baru dan dalam seminggu ada 1. Biasanya dia inbox fb messenger. Kami berhitung, dalam setahun ada 52 minggu, dikalikan 6 tahun sejak 2014 berarti ada sekitar 300 orang," tulis Illian.
"Iya mungkin sekitar itu, 300 orang,” tulis Illian menirukan ucapan pelaku.
Pelaku Berkedok Riset Swinger di Jogja Mengaku Pernah Onani di Depan Psikolog
Para korban modus swinger ini ternyata menyimpan beberapa data mencengangkan. Mereka mengkonfrontir Bambang pernah melakukan onani di depan psikolog , dan akan menyasar psikolog lain.
ADVERTISEMENT
"Kami konfrontir kelakuannya, termasuk apakah benar mendatangi psikolog puskesmas di Sleman dan onani di depan psikolog itu dan menyasar beberapa psikolog lain. Dia membenarkan," tulis Illian Deta Arta Sari dalam akun facebooknya, Senin (3/8).
Saat dikonfirmasi mengenai kebenaran bagian cerita pelaku pernah melakukan onani terebut, Illian membenarkan.
"Ada dialog saya dan dia, lalu dia bicara sendiri. Semua direkam. Soal onani, sudah jadi rahasia umum juga. Kemarin. Tanya, dia membenarkan," kata Illian.
Namun ketika ditanya lebih detail perihal rekaman pembicaraan pengakuan pelaku, ia enggan menjelaskan lebih detail.
"Ada rekamannya tapi gak bisa saya share. Untuk pegangan kami," ungkapnya.
Kasus Pria Yogya yang Lakukan Pelecehan Seks Modus Swinger, UNU Beri Klarifikasi
ADVERTISEMENT
Bambang Arianto, pelaku pelecehan seksual berkedok riset kehidupan swinger viral di media sosial. Beberapa korban angkat suara. Perlahan, identitas nya terkuak karena ia mencatut nama Nahdlatul Ulama (NU) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Santer juga informasi yang menyebut bahwa Bambang merupakan dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta.
Pihak UNU pun segera mengklarifikasi informasi tersebut. Wakil Rektor I UNU Abdul Ghoffar menyebut, Bambang hanya terobsesi menjadi dosen di UNU dan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai.
"Jadi saya perlu memberi penjelasan, Bambang itu secara formal bukan dosen dan bukan karyawan. Kalau dosen dia belum S2 untuk menjadi dosen tidak mungkin. Memang dia berkeinginan jadi dosen UNU maka melanjutkan studi S2 akuntansi lagi," ujar Ghoffar dihubungi kumparan, Senin (3/8).
ADVERTISEMENT
UGM Minta Korban Pelecehan Peneliti Swinger Melapor ke Kampus
Bambang Arianto, pelaku pelecehan seksual berkedok riset swinger mengaku beberapa korban berasal dari UGM. Meski, ia tak merinci posisi apa korban di UGM.
Pihak kampus UGM pun segera ambil sikap. Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani menjelaskan pihaknya masih terus mempelajari kasus ini. Di sisi lain, pihaknya menyayangkan adanya kasus ini. Ia juga meminta para korban yang masih tergabung sebagai sivitas akademika UGM melaporkan diri ke kampus .
"(Ketika ada yang jadi korban) bisa ke layanan pencegahan kekerasan seksual ult.ugm.ac.id. UGM siap support sivitas akademika yang menjadi korban dan memerlukan layanan pendampingan," ujarnya saat dikonfirmasi kumparan, Senin (3/8).
ADVERTISEMENT
Pria Yogya yang Lakukan Seks Swinger Pernah Ditegur UNU Setahun Lalu
Bambang Arianto, pelaku pelecehan seksual berkedok riset sempat disebut-sebut sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama atau UNU Yogyakarta. Namun belakangan diketahui Bambang hanya membantu saat ada seminar atau diskusi di kampus tersebut.
Terkait kasus Bambang ini, isu soal kelakuan tidak benar Bambang sudah terendus kampus sejak satu tahun lalu. Muncul aduan secara personal, Bambang kemudian ditegur lalu jarang terlihat di UNU .
"Setahun yang lalu kita tegur karena ada aduan dari Fatayat. Mungkin korban rata-rata sudah punya suami bukan mahasiswa. Bukan mahasiswa yang muda-muda itu, tidak ada aduan dari mahasiswa. Aduan dari Fatayat pun tidak ke saya tapi ke Prof Purwo (rektor)," ujar Wakil Rektor I UNU Abdul Ghoffar saat dihubungi, Senin (3/8).
ADVERTISEMENT
"Karena ngadunya personal tidak institusional. Kalau institusional mengadu ke UNU. Waktu itu yang ngomong ke saya pak Purwo sebagai mantan supervisor Bambang," katanya.
Ghoffar menjelaskan informasi soal tindak tanduk Bambang hanya sebatas itu. Sementara di UNU tidak terjadi apa-apa.
"Pengaduan (kepada Prof Purwo) dugaan saya iya (soal pelecehan seksual). Disebut Fatayat itu kan institusi di luar UNU. Kenal Bambang disupervise Prof Purwo terus mengadu. Kebetulan Prof Purwo rektor di UNU," katanya.
Pria di Yogya Berkedok Riset Swinger Incar Korban Perempuan Berhijab
Salah satu korban Bambang Arianto, yakni Illian Deta Sari memaparkan data korban pelecehan dari Bambang. Jika dilihat, banyak korban yang disasar Bambang merupakan perempuan berhijab , kecuali satu orang. Ia pun mempertanyakan hal itu kepada sang pelaku saat bertemu pada Minggu (2/8).
ADVERTISEMENT
"Kami juga bertanya kenapa yang disasar mayoritas berjilbab. Untuk informasi, dari nama-nama yang kami pegang, hampir semuanya berjilbab kecuali Lely. Hampir semuanya menikah, kecualy Lely dan satu anak seorang member KAGAMA. Banyak aktifis dihubungi. Jebul dia terobsesi sama yang begitu," tulis Illian.
Hal mengejutkan adalah alasan selanjutnya. Saat mendengar jawaban pelaku, korban yang bertemu saat itu sempat merasa emosi. Alasan yang diungkapkan pelaku adalah dirinya terbiasa menonton video porno dan menikmati video perempuan berhijab.
"Dia lantas mengakui bahwa dia kecanduan nonton youtube porno, dan pengen swinger. Dia suka nonton sejak 2014. Dia mengakui menikmati cerita itu pada perempuan khususnya yang berjilbab karena dia sering melihat video seks Arab," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
*****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Live Update