Fakta-fakta Pesawat dan Heli Black Hawk Tabrakan di Washington DC, AS

31 Januari 2025 6:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puing-puing terlihat saat kapal penyelamat mencari di perairan Sungai Potomac setelah sebuah pesawat yang sedang mendekati Bandara Nasional Reagan jatuh ke sungai di luar Washington, DC, 30 Januari 2025. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Puing-puing terlihat saat kapal penyelamat mencari di perairan Sungai Potomac setelah sebuah pesawat yang sedang mendekati Bandara Nasional Reagan jatuh ke sungai di luar Washington, DC, 30 Januari 2025. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
Pesawat PSA Airlines milik American Airlines Group bertabrakan di udara dengan helikopter militer Sikorsky H-60 Black Hawk. PSA Airlines membawa 64 penumpang sedangkan helikopter militer Sikorsy H-60 Black Hawk membawa 3 personel militer.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan terjadi saat pesawat akan mendarat di Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington DC, Rabu (29/1) malam waktu setempat.
PSA Airlines adalah maskapai penerbangan regional Amerika Serikat yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh American Airlines Group. Keterangan FAA, pesawat itu lepas landas dari Wichita, Kansas.
Menurut keterangan kepolisian, sejumlah lembaga dan aparat keamanan membantu upaya pencarian dan evakuasi korban.
Layar informasi di Bandara Nasional Reagan menampilkan instruksi darurat saat para jurnalis menunggu konferensi pers setelah sebuah pesawat jatuh ke Sungai Potomac di luar Washington, DC, 30 Januari 2025. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP

Kesaksian Horor Tabrakan Pesawat dan Heli Black Hawk

Seorang saksi mata mengungkap detik-detik tabrakan pesawat komersial dan helikopter militer di atas Sungai Potomac, di Washington DC.
Saksi mata bernama Ari Schulman mengaku menyaksikan kejadian nahas itu saat berkendara dengan mobilnya sepulang kerja. Imbas tabrakan, kata dia, seperti kembang api.
"Awalnya saya melihat pesawat itu dan tampak baik-baik saja, normal. Pesawat itu hampir saja mendarat ke daratan,” katanya kepada CNN, seperti dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"Tiga detik kemudian dan pada saat itu pesawat itu miring ke kanan. Saya dapat melihat bagian bawahnya, menyala kuning terang, dan ada aliran percikan api di bawahnya. Pesawat itu tampak seperti lilin Romawi (sejenis kembang api),” sambung dia.
kapal penyelamat mencari di perairan Sungai Potomac setelah sebuah pesawat yang hendak menuju Bandara Nasional Reagan jatuh ke sungai di luar Washington, DC, 30 Januari 2025. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP

Tak Ada yang Selamat

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggelar konferensi pers terkait kecelakaan pesawat di Washington DC, pada Kamis (30/1) pagi waktu setempat. Ia menyebut, tak ada yang selamat pada kecelakaan itu.
"Pada pagi ini, dengan sangat sedih saya mengucapkan, tidak ada yang selamat pada kecelakaan pesawat ini. Ini adalah waktu yang begitu gelap dan menyedihkan bagi ibukota negara kita," kata Trump, dilansir dari AFP, Kamis (30/1).
Trump belum membeberkan penyebab kecelakaan itu. Yang pasti, ia memerintahkan Badan Aviasi Federal AS (FAA), Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) dan Militer AS untuk menginvestigasi kecelakaan tersebut.
ADVERTISEMENT
"FAA, NTSB, Militer, hingga Kementerian Transportasi akan menginvestigasi kecelakaan ini. Kita akan bekerja keras, untuk mengetahui apa penyebab kecelakaan ini," kata Trump.
Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, Selasa (21/1/2025). Foto: Jim Watson/AFP

Trump Salahkan Kebijakan Obama & Biden

Trump menyalahkan kebijakan yang diambil oleh dua pendahulunya, Barack Obama dan Joe Biden. Ia menyebut, mereka memakai kebijakan 'policy first' ketimbang 'safety first'.
"Saya pakai 'safety first' sementara Obama, Biden dan orang-orang Demokrat itu menggunakan 'policy first'. Ini adalah politik yang tak terlihat, kebijakan mereka buruk, tapi politik mereka lebih buruk lagi," kata Trump, dilansir AFP, Kamis (30/1).
Trump juga mengeklaim, ia menandatangani sebuah kebijakan eksekutif, yang isinya hanya menempatkan orang-orang dengan inteligensi dan standar tinggi pada posisi-posisi krusial. Seperti pengendali lalu lintas udara.
Dua kapal penyelamat mencari di perairan Sungai Potomac setelah sebuah pesawat yang hendak menuju Bandara Nasional Reagan jatuh ke sungai di luar Washington, DC, 30 Januari 2025. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
"Seperti yang anda tahu, sepekan sebelum kecelakaan terjadi, saya menandatangani suatu perintah eksekutif untuk mengembalikan standar yang tinggi di Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC), dan pekerjaan penting lainnya di seluruh negara," ucap Trump.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyalahkan kebijakan Badan Aviasi Federal AS (FAA), yang mementingkan keberagaman dalam proses rekrutmen.
"Kebijakan FAA menekankan pada keberagaman. Padahal, ada juga mereka yang mengalami kekurangan inteligensi hingga disabilitas psikologi," kata Trump.