FBR dan Ketua RW Kawal Kampanye Djarot di Pulo Gebang

4 April 2017 12:37 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Djarot kunjungi  warga di Kelurahan Pulo Gebang. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot kunjungi warga di Kelurahan Pulo Gebang. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Calon Wakil Gubernur DKI petahana Djarot Saiful Hidayat blusukan di permukiman warga di Kelurahan Pulo Gebang, Jakarta Timur. Djarot dialog dengan warga yang terkena stroke dan menjanjikan kursi roda.
ADVERTISEMENT
Djarot yang memakai kemeja kotak-kotak hijau tiba sekitar pukul 10.45 WIB, Selasa (4/4). Djarot ditemani Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah dan disambut oleh Ketua RT 003/RW 08. Djarot langsung menemui warga dan berkeliling ke permukiman warga.
Sembari berkeliling, Djarot menyempatkan diri berfoto dengan anak kembar yang memakai baju Soekarno yang berasal dari Blitar.
Djarot saat blusukan di Pulo Gebang. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot saat blusukan di Pulo Gebang. (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Beberapa masyarakat setempat yang merupakan anggota Forum Betawi Rempug (FPR) juga menyambut Djarot dengan memegang spanduk bertuliskan "Coblos Djarot Nomor 2".
"Oh FBR? Merdeka! Siapa bilang FBR enggak dukung kita?" kata Djarot sembari berjabat tangan dengan para anggota FBR.
Djarot mengunjungi warga di Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot mengunjungi warga di Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Djarot kemudian dituntun oleh Ketua RW setempat menemui Pak Niman, warga setempat yang sudah 7 tahun terkena stroke dan memakai kursi roda.
ADVERTISEMENT
"Sudah berapa tahun?" tanya Djarot begitu sampai di rumah Niman.
"Udah 7 tahun dari 2010," jawab salah satu kerabat Niman.
Djarot blusukan ke Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot blusukan ke Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Kursi roda yang dipakai Niman sudah cukup lama dan telah dimodifikasi. Bagian dudukannya terbuat dari kursi plastik dan ditambahi rem sendiri.
"Ini kursi rodanya sudah lama, makanya mau saya ajukan lagi," kata Ketua RW 08.
Niman juga mengaku kursi rodanya berat untuk digunakan karena tangannya sudah tidak kuat mengoperasikan kursi roda sendirian.
"Udah susah karena berat yah. Tapi yang tangan kiri masih bisa kan?" tanya Djarot.
Djarot blusukan ke Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot blusukan ke Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Djarot lalu menyarankan agar Niman menjalani fisioterapi. "Oh bagus untuk fisioterapi. Tapi yang penting sehat dan harus semangat," kata Djarot.
ADVERTISEMENT
Ketua RW berpikiran untuk membawa Niman ke RS Pusat Otak Nasional yang berlokasi di Cawang. Dia pun menanyakan kepada Djarot bagaimana mekanismenya untuk membawa warga berobat kesana.
"Ini kita lihat dulu karena apa. Diperiksa, kalau perlu difoto dulu. Ini stroke kan?" ujar Djarot lagi.
Djarot mengunjungi warga di Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot mengunjungi warga di Pulo Gebang (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Djarot menasihati Niman agar tetap menjaga pola makannya dan berjanji akan mengganti kursi roda yang dipakai Niman.
"Nanti kita ganti ininya (kursi roda) supaya semangat lagi. Ini lama banget. Ini dibikin sendiri dimodifikasi. Makanya sekarang ini kuno, (nanti) ini (diganti) yang baru," tutur Djarot berjanji.
Selain dialog dengan Niman, Djarot juga menyoroti deretan rumah warga yang sudah tidak layak di sekitar situ. Menurut penuturan Ketua RW, pemilik deretan rumah tersebut masih satu keluarga dan merupakan orang Betawi asli.
ADVERTISEMENT
"Makanya kalau kita kerjain harus bareng. Gambar bangun semua," tuturnya sambil melihat kondisi rumah.
"Makanya masalahnya harus kita bongkar, kemudian jangan sampai diisukan bongkar usir orang. Kalau dibongkar, warganya sementara harus pindah. Jadi begitu," paparnya lagi.
Djarot lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk mempromosikan program bedah rumah yang sedang getol dia kampanyekan di putaran dua.
"Kan kita sudah bikin banyak pasukan yang saya namakan pasukan pelangi. Yang pasukan merah untuk atap. Tapi (rumah) dibongkar karena konstruksinya berubah," paparnya lagi.