Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Felix Siauw Minta Bukti HTI Membahayakan NKRI
9 Mei 2017 10:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan alasan organisasi kemasyarakatan tersebut bertolak belakang dengan Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah akan segera mengajukan pembubaran ini ke pengadilan.
ADVERTISEMENT
Felix Siauw, salah seorang ustaz yang banyak dikaitkan dengan HTI, memprotes pembubaran itu. Protes itu tertulis di sejumlah media sosialnya. Lewat sebuah postingan di instagramnya @felixsiauw, penulis buku religi "Putusin Aja" ini menilai keputusan pembubaran itu tak berdasar pada data.
"HTI menjadikan Islam sebagai dasar aktivitasnya, hingga mengadopsi cara damai dalam dakwahnya yang dengan pemikiran. Maka sangat membingungkan apabila wacana pembubaran itu justru didasarkan tuduhan mengancam keamanan, dan semisalnya, data mana yang digunakan rezim ini?" kata Felix di instagramnya, Selasa (8/5).
Ide-ide yang disampaikan HTI, kata Felix, juga disampaikan secara terbuka dan bisa diakses oleh siapa saja. Menurut dia, pemerintah sebaiknya melakukan diskusi terlebih dahulu sebelum menilai HTI bertentangan dengan Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Dikatakan bertentangan dengan Pancasila, yang mana? mengapa tidak didiskusikan? Atau pun membahayakan NKRI, ini pun aneh, sebab disintegrasi yang terjadi selama ini justru tidak ada hubungannya dengan HTI, lagi-lagi tidak berdasar data yang jelas," tegas Felix.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto dalam jumpa pers kemarin sempat mengatakan bahwa keputusan pembubaran diambil bukan berarti pemerintah anti terhadap ormas Islam. Felix juga buka suara mengomentari pernyataan itu.
"Ini (pernyataan Wiranto) sangat menarik diteliti. Mengapa? Sebab pemerintah tahu persis, siapapun yang menyimak kasus penistaan agama, aksi #BelaIslam, dan semua yang terjadi, sulit menolak anggapan bahwa rezim ini anti-Islam," ujar Felix.
"Bagaimana tidak, aksi ummat yang murni karena aqidah dituduh makar, tak hanya sekali tapi berkali-kali. Tapi bila itu berkaitan dengan si penista agama, begitu luas ruang diberikan," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Felix, organisasi yang pahamnya secara nyata meresahkan warga seperti Syiah, sosialis dan komunis, justru diberi ruang oleh pemerintah.
"Ide-ide anti-Islam nan liberal juga tak diambil tindakan. Yang saya khawatirkan, ini hanyalah awal dari pemberangusan ide-ide Islam dan pendukungnya," kata dia.
Secara alamiah, menurut dia, Islam adalah musuh bagi kedzaliman dan ketidakadilan. "Kita tidak sedang berusaha mengemis pada siapapun, toh dakwah tetap akan berlanjut apapun keadaannya," tegas Felix.
"Bila rezim ini betul melakukannya sebab anti-Islam, ummat punya mata. Syukur-syukur pemerintah menyadari kekeliruannya lalu membuka diskusi, sebagaimana pada pembakar masjid, pada komplotan penista agama, bukan hanya klaim sepihak," lanjutnya.